Kamis, 01 Desember 2016

ASAL USUL BAHASA JAWA BANTEN




Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara manusia dengan manusia lainnya. untuk itu, sangat penting sekali kita semua untuk menjaga dan melestaraikan bahasa kita. baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah masing-masing.
Menurut sejarahnya, bahasa Jawa Banten mulai dituturkan pada zaman Kesultanan Banten pada abad ke-16. Maulana Hasanuddin putera Sunan Gunung Jati Sultan Cirebon kedua menyerang Banten Girang dan menaklukannya.
Di zaman itu, bahasa yang diucapkan di Banten tiada bedanya dengan bahasa Cirebon yang belum dimasuki kosakata asing seperti sekarang, kosakata maler (masih),  ayun (hendak),  saos (saja),  mantuk  (pulang), kita (saya), serta kelawan  (dan) merupakan kosakata dalam bahasa Cirebon yang masih bertahan dan dipergunakan di Banten.
Namun fondasi bahasa Banten tidak hanya dari bahasa Cirebon saja, pola kalimatnya juga diwarnai dengan percampuran bahasa Sunda setempat. Asal muasal kerajaan Banten memang berasal laskar gabungan Demak dan Cirebon yang berhasil merebut wilayah pesisir utara Kerajaan Pajajaran. Namun, bahasa Jawa Banten mulai terlihat bedanya, apa lagi daerah penuturannya dikelilingi daerah penuturan bahasa Sunda dan Betawi.
Bahasa ini menjadi bahasa utama Kesultanan Banten (tingkatan bebasan) yang menempati Keraton Surosowan. Bahasa ini juga menjadi bahasa sehari - harinya warga Banten Lor (Banten Utara).
Bahasa Jawa Banten atau bahasa Jawa dialek Banten ini dituturkan di bagian utara Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon dan daerah barat Kabupaten Tangerang. Dialek ini dianggap sebagai dialek kuno juga banyak pengaruh bahasa Sunda dan Betawi. Bahasa ini mungkin tidak mempengaruhi Banten bagian Selatan seperti Kabupaten Pandeglang & Kabupaten Lebak yang masih memakai Bahasa Kanekes & Bahasa Sunda asli yang merupakan bahasa bumiputera dari Bahasa Daerah Banten.
Bahasa Jawa di Banten terdapat dua tingkatan. Yaitu tingkatan bebasan (krama) dan standar. Dalam bahasa Jawa dialek Banten (Jawa Serang), pengucapan huruf 'e', ada dua versi. ada yang diucapkan 'e' saja, seperti pada kata "teman". Dan juga ada yang diucapkan 'a', seperti pada kata "Apa".
Daerah yang melafalkan 'a' adalah  kecamatan Keragilan, Kibin, Cikande,  Kopo, Pamarayan, dan daerah timurnya. Sedangkan daerah yang melafalkan 'e' adalah kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Kasemen, Bojonegara, Kramatwatu, Ciruas, Anyer, dan seberang baratnya.

Sebagai warga Banten asli kita harus ikut serta dalam melestarikan bahasa daerah ini agar tidak punah tergerus oleh zaman dan globalisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar