SAHABAT, berbicara mengenai persahabatan,
tentu setiap orang memiliki teman terdekat atau orang yang paling ia percayai,
apakah itu bisa dikatakan sahabat? Mari kita bahas...
“Nilai suatu persahabatan sebenarnya di lihat dari ketulusan
hati dan kesediaan mau berkorban bagi orang lain. Sahabat sejati adalah orang
yang mau mendengar dan mengerti ketika anda mengungkapkan perasaan anda yang
paling dalam”
“Tidak ada persahabatan tanpa kepercayaan,
dan tidak ada kepercayaan tanpa integritas. Integritas adalah sebuah kemurniaan
karakter. Semakin tinggi tinggi integritas dan prinsip kita, semakin tinggi
kepercayaan yang kita peroleh. Kepercayaan bukanlah suatu pemberian dari orang
lain. Kepercayaan adalah suatu upaya yang merupakan hasil timbal balik dari
seseorang yang telah menunjukkan integritas, komitmen dan loyalitas.
Bila CINTA sudah berkata-kata jangan pernah
ucapkan kata menyesal pada dirinya … Karena dia tidak menginginkan CINTA
melainkan keutuhan sebuah persahabatan … CINTA kadang membuat kita bingung akan
keadaan yang tidak menentu, entah baiknya memilih yang mana … Setiap orang
pasti akan merasakan CINTA, tidak memandang itu sahabat atau siapa, maka dari
itu jangan disesalkan … CINTA rela mengorbankan kehancuran persahabatn hanya
demi mendapatkan CINTAnya, tapi apabila TUHAN telah menghendaki seperti itu
kita harus berkata apa?
Persahabatan akan abadi selamanya apabila
mereka saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya serta saling memberi
kepercayaan … Tapi apabila salah satu diantaranya mengkhianati kepercayaan yang
telah dibuat itu maka bukan persahabatan sejati yang kita dapatkan melainkan
kehancuran … Maka dari itu sayangi dan hargailah sebuah persahabatn agar tidak
ada benci diantara kita ..
“Tersenyumlah untuk kehidupan” “Selalu
tersenyum akan mendatangkan berkah” “Senyuman itu tidak memberatkan dan banyak
memberi (manfaat)” “senyuman seseorang adalah pantulan garis-garis pancaran
cahaya matahari” “tersenyumlah, jika engkau ingin orang lain tersenyum
kepadamu”
Telah menjadi fitrah manusia untuk mencari
sahabat dalam mengarungi kehidupan ini. Orang yang baik bersahabat dengan yang
baik dan orang yang buruk bersahabat dengan yang buruk pula. Namun di akhirat
kelak tidak ada persahabatan kecuali bagi orang-orang yang beriman saja. Adapun
orang yang tidak beriman, mereka akan menjadi musuh satu dengan yang lainnya.
Allah berfirman,
الْأَخِلَّاء
يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Teman-teman akrab pada hari itu
sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang
bertakwa. (QS Az Zukhruf: 67)
Syaikh As Sa’di
berkata dalam tafsirnya:
Sesungguhnya teman-teman dekat pada hari itu, yakni hari kiamat,
yang bersahabat diatas kekufuran, kedustaan dan kemaksiatan kepada Allah maka
sebagian dari mereka menjadi musuh sebagian yang lain. (Hal ini tidak lain)
karena kasih sayang dan kecintaan diantara mereka di dunia bukan karena Allah
maka di akhirat berubah menjadi permusuhan. Kecuali orang-orang yang
bertaqwa (yang menjaga dirinya)dari kesyirikan dan kemaksiatan, maka kecintaan
diantara mereka kekal dan bersambung (sampai akhirat) bersamaan dengan kekalnya
kecintaan mereka karenaNya.
Imam Baghawi
membawakan sebuah riwayat dalam tafsirnya bahwa sahabat Ali bin Abi Thalib
berkata tentang ayat diatas:
(Ada) dua orang sahabat karib yang beriman dan dua sahabat
karib yang kafir. Tatkala meninggal salah seorang sahabat mukmin maka dia
berkata: “Wahai Tuhan, sesungguhnya si fulan dahulu suka memerintahkanku untuk
ta’at padamu dan ta’at pada RasulMu dan memerintahkan saya pada kebaikan dan
mencegah saya dari keburukan dan mengabarkan kepada saya bahwa saya akan
menemuiMu. Ya Tuhan janganlah Engkau menyesatkannya setelah kematianku dan
berilah dia petunjuk sebagaimana Engkau memberiku petunjuk. Muliakan dia
sebagaimana Engkau memuliakanku.” Jika telah diwafatkan sahabat mukminnya
tersebut maka keduanya dikumpulkan. Maka salah satu diantara keduanya memuji
sahabatnya dan mengatakan: “Sebaik-baik saudara, sebaik-baik kekasih,
sebaik-baik sahabat.”
Berkata: Tatkala menginggal
salah seorang yang kafir, maka dia mengatakan: “Wahai Tuhan, sesungguhnya
dahulu si fulan mencegahku untuk ta’at kepadaMu dan ta’at RasulMu dan
memerintahkanku pada kejelekan dan mencegah dari kebaikan. Dan mengabariku
bahwa aku tidak akan menjumpaiMu.” Maka dia mengatakan: “Seburuk-buruk saudara,
seburuk-buruk kekasih dan seburuk-buruk sahabat.”
Sahabat yang sesungguhnya, ialah mereka yang selalu
mengingatkan kita akan اَللّهُ dan mereka yang akan menggiring kita ke syurga.
Diriwayatkan, bahwa
apabila penghuni syurga telah masuk kedalam syurga, lalu mereka tidak menemukan
sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu didunia.
Mereka bertanya tentang sahabat-sahabat mereka kepada اَللّهُ :
"Yaa Rabb, kami tidak melihat saudara-saudara kami yang sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami,...."
Mereka bertanya tentang sahabat-sahabat mereka kepada اَللّهُ :
"Yaa Rabb, kami tidak melihat saudara-saudara kami yang sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami,...."
Maka اَللّهُ berfirman:
"Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada
iman walaupun hanya sebesar zarrah" (Riwayat Ibnul Mubarak dalam kitab
"az-Zuhd").
Al-Hasan Al-Bashri
berkata: " Perbanyaklah sahabat-sahabat mu'minmu, karena mereka memiliki
syafa'at pada hari kiamat".
Ibnul Jauzi pernah
berpesan kepada sahabat-sahabatnya sambil menangis: "Jika kalian tidak
menemukan aku nanti di syurga bersama kalian, maka tolonglah bertanya kepada
اَللّهُ tentang aku: "Wahai Rabb kami, hambamu fulan, sewaktu di dunia
selalu mengingatkan kami tentang Engkau, maka masukkanlah dia bersama kami di
syurga" . Wallahu a'lam
BalasHapusThanks infonya. Oiya ngomongin pertemanan, ternyata ada loh tipe teman yang punya pengaruh buruk bagi kehidupan finansial. Harusnya sih dihindari ya. Selengkapnya cek di sini ya: Hati-hati, ini tipe teman yang punya dampak buruk bagi keuangan kamu!