Senin, 12 Desember 2016

HAKIKAT SEBUAH PERSAHABATAN


SAHABAT, berbicara mengenai persahabatan, tentu setiap orang memiliki teman terdekat atau orang yang paling ia percayai, apakah itu bisa dikatakan sahabat? Mari kita bahas...
“Nilai suatu persahabatan sebenarnya di lihat dari ketulusan hati dan kesediaan mau berkorban bagi orang lain. Sahabat sejati adalah orang yang mau mendengar dan mengerti ketika anda mengungkapkan perasaan anda yang paling dalam”
“Tidak ada persahabatan tanpa kepercayaan, dan tidak ada kepercayaan tanpa integritas. Integritas adalah sebuah kemurniaan karakter. Semakin tinggi tinggi integritas dan prinsip kita, semakin tinggi kepercayaan yang kita peroleh. Kepercayaan bukanlah suatu pemberian dari orang lain. Kepercayaan adalah suatu upaya yang merupakan hasil timbal balik dari seseorang yang telah menunjukkan integritas, komitmen dan loyalitas.
Bila CINTA sudah berkata-kata jangan pernah ucapkan kata menyesal pada dirinya … Karena dia tidak menginginkan CINTA melainkan keutuhan sebuah persahabatan … CINTA kadang membuat kita bingung akan keadaan yang tidak menentu, entah baiknya memilih yang mana … Setiap orang pasti akan merasakan CINTA, tidak memandang itu sahabat atau siapa, maka dari itu jangan disesalkan … CINTA rela mengorbankan kehancuran persahabatn hanya demi mendapatkan CINTAnya, tapi apabila TUHAN telah menghendaki seperti itu kita harus berkata apa?
Persahabatan akan abadi selamanya apabila mereka saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya serta saling memberi kepercayaan … Tapi apabila salah satu diantaranya mengkhianati kepercayaan yang telah dibuat itu maka bukan persahabatan sejati yang kita dapatkan melainkan kehancuran … Maka dari itu sayangi dan hargailah sebuah persahabatn agar tidak ada benci diantara kita ..
“Tersenyumlah untuk kehidupan” “Selalu tersenyum akan mendatangkan berkah” “Senyuman itu tidak memberatkan dan banyak memberi (manfaat)” “senyuman seseorang adalah pantulan garis-garis pancaran cahaya matahari” “tersenyumlah, jika engkau ingin orang lain tersenyum kepadamu”
Telah menjadi fitrah manusia untuk mencari sahabat dalam mengarungi kehidupan ini. Orang yang baik bersahabat dengan yang baik dan orang yang buruk bersahabat dengan yang buruk pula. Namun di akhirat kelak tidak ada persahabatan kecuali bagi orang-orang yang beriman saja. Adapun orang yang tidak beriman, mereka akan menjadi musuh satu dengan yang lainnya. Allah berfirman,
الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS Az Zukhruf: 67)
Syaikh As Sa’di berkata dalam tafsirnya:
Sesungguhnya teman-teman dekat pada hari itu, yakni hari kiamat, yang bersahabat diatas kekufuran, kedustaan dan kemaksiatan kepada Allah maka sebagian dari mereka menjadi musuh sebagian yang lain. (Hal ini tidak lain) karena kasih sayang dan kecintaan diantara mereka di dunia bukan karena Allah maka di akhirat berubah menjadi permusuhan.  Kecuali orang-orang yang bertaqwa (yang menjaga dirinya)dari kesyirikan dan kemaksiatan, maka kecintaan diantara mereka kekal dan bersambung (sampai akhirat) bersamaan dengan kekalnya kecintaan mereka karenaNya.
Imam Baghawi membawakan sebuah riwayat dalam tafsirnya bahwa sahabat Ali bin Abi Thalib berkata tentang ayat diatas:
(Ada) dua orang sahabat karib yang beriman dan dua  sahabat karib yang kafir. Tatkala meninggal salah seorang sahabat mukmin maka dia berkata: “Wahai Tuhan, sesungguhnya si fulan dahulu suka memerintahkanku untuk ta’at padamu dan ta’at pada RasulMu dan memerintahkan saya pada kebaikan dan mencegah saya dari keburukan dan mengabarkan kepada saya bahwa saya akan menemuiMu. Ya Tuhan janganlah Engkau menyesatkannya setelah kematianku dan berilah dia petunjuk sebagaimana Engkau memberiku petunjuk. Muliakan dia sebagaimana Engkau memuliakanku.” Jika telah diwafatkan sahabat mukminnya tersebut maka keduanya dikumpulkan. Maka salah satu diantara keduanya memuji sahabatnya dan mengatakan: “Sebaik-baik saudara, sebaik-baik kekasih, sebaik-baik sahabat.” 
Berkata: Tatkala menginggal salah seorang yang kafir, maka dia mengatakan: “Wahai Tuhan, sesungguhnya dahulu si fulan mencegahku untuk ta’at kepadaMu dan ta’at RasulMu dan memerintahkanku pada kejelekan dan mencegah dari kebaikan. Dan mengabariku bahwa aku tidak akan menjumpaiMu.” Maka dia mengatakan: “Seburuk-buruk saudara, seburuk-buruk kekasih dan seburuk-buruk sahabat.”
Sahabat yang sesungguhnya, ialah mereka yang selalu mengingatkan kita akan اَللّهُ dan mereka yang akan menggiring kita ke syurga.
Diriwayatkan, bahwa apabila penghuni syurga telah masuk kedalam syurga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu didunia.
Mereka bertanya tentang sahabat-sahabat mereka kepada اَللّهُ :
"Yaa Rabb, kami tidak melihat saudara-saudara kami yang sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami,...."
Maka اَللّهُ berfirman: "Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun hanya sebesar zarrah" (Riwayat Ibnul Mubarak dalam kitab "az-Zuhd").
Al-Hasan Al-Bashri berkata: " Perbanyaklah sahabat-sahabat mu'minmu, karena mereka memiliki syafa'at pada hari kiamat".

Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada sahabat-sahabatnya sambil menangis: "Jika kalian tidak menemukan aku nanti di syurga bersama kalian, maka tolonglah bertanya kepada اَللّهُ tentang aku: "Wahai Rabb kami, hambamu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau, maka masukkanlah dia bersama kami di syurga" . Wallahu a'lam

1 komentar:



  1. Thanks infonya. Oiya ngomongin pertemanan, ternyata ada loh tipe teman yang punya pengaruh buruk bagi kehidupan finansial. Harusnya sih dihindari ya. Selengkapnya cek di sini ya: Hati-hati, ini tipe teman yang punya dampak buruk bagi keuangan kamu!

    BalasHapus