Sabtu, 10 Desember 2016

MANUSIA NILAI DAN MORAL


Manusia,nilai,moral,dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan dan perbuatan negatif  lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena adanya panutan, nilai, bimbingan dan moral dalam diri akan sangat menentukan kepribadian individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu hubungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan mendukung terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilai-nilai moral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam pendidikan moral dilingkungan keluarga adalah penanaman nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab dalam segenap aspek.
Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya untuk menjadikan manusia berbudaya.Budaya dalam pengertian yang sangat luas mencakup segala aspek kehidupan manusia, yang dimulai dari cara berpikir,bertingkah laku sampai produk-produk berpikir manusia yang berwujud dalam bentuk benda (materil)maupun dalam bentuk sistem nilai  (in- materil)
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Defenisi nilai dari berbagai sudut pandang :
a.       Menurut Cheng (1955): nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki. \
b.       Menurut Lasyo (1999) sebagai berikut: nilai bagi manusia merupakan landasan atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya.
c.        Menurut Dardi Darmodihardjo (1986): nilai adalah yang berguna bagi kehidupan manusia jasmani dan rohani.
Ciri-Ciri Nilai
Menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
a.       Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. 
b.      Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das sollen).
c.       Nilai berfungsi sebagai daya dorong atau motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
Macam-Macam Nilai
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam,yaitu:
a.       Nilai logika adalah nilai benar salah
b.       Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah
c.       Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk
Jenis Nilai
Nilai terbagi atas 2, yaitu:
a.       Nilai Estetika (Estetika berhubungan dengan keindahan).
b.       Nilai Etika berhubungan dengan kajian baik buruk dan benar salah.
Menurut Bertens (2001, hal 6) menyebutkan ada tiga jenis etika, yaitu :
1)      Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi  pegangan bagi seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.
2)      Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud disini adalah kode etik.
3)      Etika mempunyai arti lagi ilmu tentang yang baik dan yang buruk. Etika disini sama artinya filsafat moral.
Menurut Max Schelle (dalam Kaelan, 2002, hal 175), hierarki nilai terdiri dari:
·         Nilai Kenikmatan, nilai yang mengenakkan atau tidak mengenakkan berkaitan dengan indra manusia yang menyebabkan manusia senang atau menderita.
·         Nilai Kehidupan, yaitu nilai yang penting bagi kehidupan.
·         Nilai Kejiwaan, yaitu nilai yang tidak tergantung pada keadaan jasmani maupun lingkungan.
·         Nilai Kerohanian, yaitu moralitas nilai yang suci atau tidak suci.
Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu adalah sebagai berikut :
·         Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia. Contoh: mobil, rumah, televisi, dan lain-lain.
·         Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas. Contoh: air, makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain.
·         Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian meliputi :
a.       Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia. Contoh: adat istiadat.
b.      Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan (emotion) manusia. Contoh: seni tari, seni musik, dan seni gambar.
c.       Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa,Will) manusia. Contoh: etika makan, etika berbicara, etika duduk, dan lain-lain.
Fungsi nilai
Fungsi nilai bagi kehidupan manusia, yaitu:
·         Sebagai faktor pendorong : nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
·         Sebagai petunjuk arah : nilai berkaitan dengan cara berpikir , berperasaan, bertindak serta menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
·         Nilai sebagai pengawas : nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau memaksa individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
·         Nilai sebagai alat solidaritas : Nilai dapat menjaga solidaritas di kalangan kelompok atau masyarakat.
·         Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku.
·         Nilai sebagai benteng perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas budaya dalam dalam suatu kelompok/masyarakat.
 Proses Terbentuknya nilai
·         Pengaruh kehidupan keluarga dalam pembinaan nilai moral
Keluarga bagian dari masyarakat, terpengaruh oleh tunututan kemajuan yang terjadi, namun masih banyak orang meyakini bahwa nilai moral itu hidup dan dibangun dalam lingkungan keluarga.
·         Pengaruh teman sebaya terhadap pembinaan nilai moral
Sebagai makhluk sosial, anak pasti punya teman, dan pergaulan dengan teman akan menambah pembendaharaan informasi yang akhirnya akan mempengaruhi berbagai jenis kepercayaan yang dimilikinya. Keluarga sering dikagetkan oleh penolakan anak ketika memberikan nasihat, dengan alasan bahwa apa yang disampaikan orang tua berbeda atau bertentangan dengan “aturan” yang disampaikan oleh temannya.
·         Pengaruh figur otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu
Masalah hampir tidak ada seorangpun yang memandang pentingnya membantu anak untuk menghilangkan kebingungan yang ada pada pikiran atau kepala mereka. Hampir tidak ada seorang pun yang memandang penting membantu anak untuk memecahkan dan menyelesaikan pemikiran yang memusingkan tersebut.
·         Pengaruh media komunikasi terhadap perkembangan nilai moral
Komunikasi mutakhir tentu fokus akan mengembangkan suatu pandangan hidup yang terfokus sehingga memberikan stabilitas nilai pada anak. Namun media-media tersebut justru meyuguhkan berbagai pandangan hidup yang sangat variatif pada anak.
·         Pengaruh otak atau berfikir terhadap perkembangan nilai moral
Pengalaman itu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prose pematangan, dengan demikian guru/pendidik dapat dan harus membimbing anak melaui proses yang kontinu melalui pengembangan situasi bermasalah yang memperkaya kesempatan berfikir.
Moral berasal dari bahas latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mors ini mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam bahasa Indonesia, kata moral berarti akhlak (basah arab) atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang menjadi etika. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Jenis moral
Ada dua macam moral dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia, yaitu:
·         Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.
·         Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Moral normatif memberikan penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Fungsi moral
Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:
1.      Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama sebagai bagian masyarakat
2.      Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi
3.      Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional

Sumber/referansi:
Herimanto,  Winarno. 2014. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Kerakter. Jakarta: Bumi Aksara
Rahman, Agus Abdul. 2013. Psikologi Sosial. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Tumanggor, Rusmin, dkk. 2014. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar