Nasib dan Takdir merupakan dua kata yang sering menjadi
alasan kegagalan atau keberhasilan seseorang. Kata
nasib lebih mengacu pada hasil yaitu sukses atau gagal, sedangkan Takdir
mengacu pada jalan hidup seseorang. Maka ketika orang menemui kegagalan, ia akan berucap emang
sudah nasibku begini. Begitu pula jika seseorang mencapai kesuksesan, maka
orang lain akan berkata orang itu memiliki nasib yang baik. Sedangkan
takdir akan diucapkan kepada orang yang menjalani profesi beda dari dirinya,
contohnya takdirnya adalah sebagai pemimpin bangsa, takdirnya sebagai
pengusaha, takdirnya sebagai pemulung ataupun pengemis.
Opini lain yang berkaitan dengan Nasib dan Takdir adalah
sebagai sesuatu yang tidak dapat diubah. Saya yakin anda sering menjumpai orang
dengan pengertian seperti ini ataupun mungkin diri anda sendiri. Ada sebagian
orang yang berpikir lebih baik, bahwa nasib dan takdir dapat diubah tapi susah
sekali melakukannya. Yah paling tidak orang ini memiliki sedikit pikiran
positif tentang kehidupan ini.
Jika nasib dan takdir tidak dapat diubah maka orang sukses
akan sukses terus, orang gagal akan gagal terus. Tapi kenyataannya apa yang
kita lihat, begitu banyak orang yang sukses menjadi gagal, dan sebaliknya orang
yang awalnya dicap gagal pun akhirnya mencapai kesuksesan. Kenapa bisa begitu,
ini karena nasib dan takdir bisa diubah. Bukan merupakan sesuatu yang kekal.
Salah satu teori yang mendukung hal ini adalah Law of
Attraction ( baca buku The Secret karya Rhonda Byrne ), bahwa “Anda dapat
memiliki dan melakukan segala sesuatu yang Anda inginkan”. Pikiran anda
merupakan magnet yang sangat kuat di alam semesta. Jika kita memiliki pikiran
negatif maka kita akan menarik lebih banyak hal negatif ke dalam diri Anda,
sebaliknya jika Anda berpikiran positif maka Anda akan lebih banyak menarik hal
positif ke dalam kehidupan Anda. Jadi hidup anda ini diciptakan oleh Anda
sendiri, dalam artian anda yang menginginkannya seperti ini. Karena pikiran
anda memancarkan suatu frekuensi dan menarik semua hal yang berada di frekuensi
yang sama.
Maka jika ingin nasib dan takdir anda saat ini berubah,
maka ubahlah dahulu frekuensi pikiran anda ke hal-hal yang Anda inginkan.
Contohnya saya ingin menjadi sukses, saya ingin menjadi kaya raya, saya ingin
hidup damai dan tenteram. Begitu pula jika Anda ingin mengubah hidup anda ke
arah negatif, maka perbanyaklah frekuensi negatif di dalam pikiran Anda.
Tentunya tidak banyak orang yang melakukan hal ini.
Mengetahui cara menerapkan Law of Attraction, maka anda
dapat mengubah nasib dan takdir Anda. Mungkin Anda akan berkata, saya dari
kecil memiliki cita-cita, tetapi kenapa sampai sekarang belum mencapainya, atau
malah semakin jauh dari angan. Coba anda perhatikan selama perjalanan hidup anda
dari kecil, apakah Anda sudah secara konsisten untuk memancarkan pikiran ke
arah itu. Ingat pikiran negatif akan menjauhkan anda dari cita-cita Anda.
Terutama ketika Anda berhadapan dengan suatu masalah dalam rangka mencapai
cita-cita Anda, sudahkah anda memiliki tekad atau pikiran yang teguh untuk
mengatasinya. Bahwa masalah tersebut adalah sesuatu yang dapat Anda atasi?
Satu pikiran positif jauh lebih baik dari beberapa pikiran
negatif. Maka usahakan mengembangkan pikiran positif dalam hidup.
Banyak manusia yang tidak bisa bisa membedakan antara nasib
dan takdir, nasib bisa dirubah oleh manusia, kalaupun itu harus dengan ijin
dari Yang Maha Kuasa, karena Tuhan berkata “ tidak akan kurubah nasib
seseorang, ketika ia sendiri tidak mau merubahnya “, Bahasa Tuhan ini memberi
isyarat bahwa Tuhan memberi ijin kepada manusia untuk merubah nasibnya dengan
kerja keras dan doa. Sedangkan takdir milik Tuhan semata. Takdir, ketika
menjadikannya sebagai asset dalam pembenahan hidup, juga secara maknawi
mempunyai nilai yang sangat fundamental menjadikan hidup lebih baik,karena
dengan penerimaan akan takdir berarti penerimaan terhadap kuasa ILLAHI kepada
apa yang terjadi dalam hidup. Takdir, adalah bahasa Tuhan. Dan itu tak bisa
diubah, sudah merupakan kepastian. Dan kegagalan bukan merupakan takdir, maka
bisa dirubah. Yang bisa merubahnya adalah manusia dengan izin Yang Maha Kuasa.
Syaratnya adalah punya kemauan, berupaya, berusaha dan meminta izin dari Tuhan,
maka “ GAGAL” bisa berubah menjadi “SUKSES”.
Dengan kalam-Nya Tuhan sudah memberi isyarat, bahwa manusia
punya hak untuk merubahnya. Pada sisi lain Tuhan, tidak megijinkan manusia
untuk putus asa, dan itu sudah dicontohkan ketika penciptaan manusia pertama
Adam dan Hawa, ketika kegagalan dialaminya, Adam dan Hawa dengan segala
kemauan, upaya dan usahanya yang tak mengenal lelah serta memohon ampun guna
merubah nasibnya, akhirnya merubah “ KEGAGALAN’ menjadi “ KESUKSESAN”. Tuhan
sudah memberi isyarat, bahwa nasib manusia bisa dirubah ketika manusia
mempunyai kemauan, usaha dan upaya tak kenal lelah. Tuhanpun telah memberi
contoh terhadap kegagalan yang dialami oleh Adam dan Hawa. Tuhan memberi hak
pada manusia untuk “ SUKSES”, Tuhanpun memberi hak untuk merubah “GAGAL”
menjadi “SUKSES”. Adanya bahasa Tuhan, memperjelas bahwa setiap orang punya hak
untuk merubah “KEGAGALAN “ menjadi “ KESUKSESAN” Harapan yang tidak sesuai
dengan kenyataan, diartikan “ GAGAL”, hampir semua mansusia mengartikan “ SATU
KEGAGALAN” sebagai “ SEMUA KEGAGALAN”, sehingga tertutup semua akses untuk
munculnya kebangkitan. Secara tidak sadar kontaminasi hati terhadap hal ini
menghasilkan persepsi yang menimbulkan asumsi yang berujung pada kesimpulan,
bahwa “ GAGAL YANG SATU MERUPAKAN KEGAGALAN UNTUK SEMUANYA”, akhirnya manusia
punya sikap untuk mendiskreditkan Tuhan, bahwa ini adalah semua hasil karya
Tuhan. Kegagalan adalah hasil karya manusia, dan siapapun mengalaminya,
siapapun dia. Kegagalan, bisa diartikan sebagai musibah, ujian, cobaan, bencana
bahkan hikmah.
Ada perbedaan yang paling mendasar, ketika terjadi kegagalan,
yaitu “menyikapi” kegagalan. Bagi orang – orang yang mampu metransformasi
bahasa Tuhan, kegagalan dianggap sebagai ujian, bahkan sebagai “hikmah” karena
dengan adanya hal tersebut berarti Tuhan penuh kasih dan sayang. Namun
bagi orang – orang yang tidak mampu mentransformnasi bahasa Tuhan, kegagalan
sebagai “ malapetaka, bencana bahkan kutukan” Bahasa Tuhan adalah bahasa
yang penuh dengan keberhasilan,kesuksesan dan kemenangan, maka dalam Bahasa
Tuhan tidak ada dalam bahasa kegagalan,kekalahan dan ketidak-keberhasilan.
Sesuatu pasti ada awalnya, dan mulailah dengan nama Tuhan, karena dia yang
punya hak mutlak atas hidup ini, dari permulaan ketika proses itu sedang
terjadi dan yang mengakhirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar