Sabtu, 10 Desember 2016

MANUSIA DAN KARAKTER

Karakter moral atau karakter adalah evaluasi kualitas tahan lama individu tertentu moral. Konsep karakter dapat menyiratkan berbagai atribut termasuk keberadaan atau kurangnya kebajikan seperti perilaku integritas, keberanian, ketabahan, kejujuran, dan kesetiaan, atau baik atau kebiasaan. Karakter moral terutama mengacu pada kumpulan kualitas yang membedakan satu orang dari yang lain - meskipun pada tingkat budaya, serta perilaku moral untuk mana melekat kelompok sosial dapat dikatakan bersatu dan mendefinisikan budaya yang berbeda dari orang lain. Psikolog Lawrence Pervin mendefinisikan karakter moral sebagai "disposisi untuk mengekspresikan perilaku dalam pola yang konsisten fungsi di berbagai situasi."
Ikhtisar 
Kata "karakter" berasal dari kata Yunani charaktêr, yang semula digunakan tanda terkesan atas koin. Kemudian dan lebih umum, itu datang berarti sebuah titik dimana satu hal diberitahu terpisah dari orang lain. Ada dua pendekatan ketika berhadapan dengan karakter moral:. Etika normatif melibatkan standar moral yang menunjukkan perilaku benar dan salah. Ini adalah tes perilaku yang tepat dan menentukan apa yang benar dan salah. Etika terapan melibatkan isu-isu spesifik dan kontroversial bersama dengan pilihan moral, dan cenderung melibatkan situasi di mana orang-orang baik untuk atau melawan masalah ini
Pada tahun 1982, V. Campbell dan R. Obligasi diusulkan berikut sebagai faktor utama dalam mempengaruhi karakter dan perkembangan moral: faktor keturunan, pengalaman masa kanak-kanak, pemodelan oleh orang dewasa yang lebih tua penting dan remaja, pengaruh teman sebaya, lingkungan fisik dan sosial secara umum, media komunikasi , apa yang diajarkan di sekolah-sekolah dan lembaga lain, dan situasi spesifik dan peran yang menimbulkan perilaku yang sesuai.
Bidang etika bisnis meneliti kontroversi moral yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial dari praktek bisnis kapitalis, status moral entitas perusahaan, iklan menipu, insider trading, hak-hak pekerja, diskriminasi pekerjaan, affirmative action dan pengujian obat. Karakter. Apa itu karakter? Sebuah kamus menggambarkan karakter sebagai kompleks sifat mental dan etika menandai seseorang. Tapi sebenarnya karakter adalah siapa kita sebenarnya. Itu apa yang kita lakukan. Ini akumulasi pikiran, nilai-nilai, kata-kata dan tindakan. Ini menjadi kebiasaan yang menentukan takdir kita. Sebuah takdir orang dapat disimpulkan ke jalan sukses atau jalan kegagalan. Orang bilang Anda dapat mencapai sukses dengan memiliki karakter yang baik. Tapi apa benar-benar karakter yang baik? Seseorang berkelakuan baik berpikir benar dan tidak tepat sesuai dengan nilai-nilai universal inti yang menentukan kualitas dari orang yang baik: kepercayaan, hormat, tanggung jawab, keadilan, kepedulian, dan kewarganegaraan. Yah apa pun yang kita sebut karakter, meskipun peran kami sebagai pengembang karakter untuk membimbing pikiran orang, kata-kata, tindakan, dan kebiasaan terhadap nilai-nilai, dimana semua orang berbagi, tanpa memandang perbedaan.
Adapun hubungan pendidikan karakter dengan manusia berdasarkan Rachmatriyanto dalam postinngannya pada sebuah atikel mengatakan bahwa.
Manusia hanya dapat menjadi sungguh-sungguh manusia melalui pendidikan dan pembentukan diri yang berkelanjutan. Manusia hanya dapat dididik oleh manusia lain yang juga dididik oleh manusia lain, begitu menurut Immanuel Kant
Siapa yang tidak mengelus dada meliahat pelajar yang tidak punya sopan santun, suka tawuran, bagus nilainya untuk pelajaran pornografi, senang narkotika dan hobi begadang serta kebut-kebutan?
Namun pelajar yang patut dibanggakan juga ada, seperti mereka yang menjuarai olimpiadi sains, baik ditingkat nasional manupun international.
Pendidikan karakter pada hakikatnya ingin membentuk individu menjadi seorang pribadi bermoral yang dapat menghayati kebebasan dan tanggung jawabnya dalam relasinya dengan orang lain dan dunianya di dalam komunitas penididikan. Komunitas pendidikan ini bisa memiliki cakupan local, nasional, maupun international.
 Dengan demikian, pendidikan karakter senantiasa mengarahkan diri pada pembentukan individu bermoral, cakap mengambil keputusan yang tampil dalam perilakunya, sekaligus mampu berperan aktif dalam membangun kehidupan bersama. Singkatnya, bagaimana membentuk individu yang menghargai kearifan nilai-nilai lokal sekaligus menjadi warganegara dalam masyarakat global dengan berbagai macam nilai yang menyertainya.
Pendidikan karakter dimulai dari lingkungan keluarga karena lingkungan inilah yang pertama kali dikenal oleh seseorang sejak ia lahir. Lingkungan keluarga sangat berpengaruh karena merupakan dasar dari pembentukan karakter seseorang. Selanjutnya lingkungan tempat tinggal, lingkungan pergaulan dan lingkungan sekolah.
Pendidikan karakter senantiasa ada pada zamannya. Namanya berganti-ganti, mulai dari Civics dan Pendidikan Kewarganegaraan pada zaman Orde Lama. Pada masa Orde Baru menjadi PMP serta PPKn. Namanya memang berbeda, namun muatan dan orientasinya adalah Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4), dengan pendekatan pembelajaran yang didominasi oleh pendekatan indoktrinatif dengan modus transmisi nilai.
Mengingat kondisi karakter bangsa Indonesia saat ini yang amburadul, sepertinya perlu dikaji ulang tentang pendidikan karakter di sekolah – sekolah ataupun perguruan tinggi. Bahkan jika perlu, jangan hanya dalam pendidikan formal saja, namun informal dan nonformal. Ini penting dilakukan agar nilai-nilai budaya dan karakter bangsa itu tetap melekat pada diri anak sehingga tidak terjadi lost generation dalam hal budaya dan karakter bangsa. Hal ini juga sangat penting agar calon – calon pemimpin bangsa ini di masa yang akan dating itu memang berkarakter seperti seorang pemimpin, bukan karakter seekor tikus.
Pendidikan karakter memang sangat dibutuhkan, bukan hanya untuk membangun bangsa, tapi juga agar karakter tiap – tiap masyarakat Indonesia bukan menjadi karakter seorang pecundang, tapi akan terbentuk karakter seorang pemenang yang tidak akan menghabiskan waktunya untuk hal yang sia – sia. Setelah itu, mungkin bangsa kita akan terbebas atau paling tidak berkurang dari kesengsaraan.
Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya kita ikut berpartisipasi langsung untuk manjadikan Indonesia yang berkarakter dan memiliki moral tinggi baik dikancah lokal, nasional maupun internasional.
Sumber/referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar