Sabtu, 10 Desember 2016

PENTINGNYA MEMILIKI JIWA PEMIMPIN


Setiap orang yang telah diciptakan oleh Sang Penguasa tentunya mempunyai jiwa kepemimpinan, baik itu seorang yang mempunyai kedudukan tinggi maupun berkedudukan rendah sekalipun pasti mempunyai yang namanya “jiwa kepemimpinan”, baik itu memimpin jiwa sebagai makhluk yang bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri (pribadi) maupun bagi seorang yang mempunyai banyak pengikut.
Secara garis besar jiwa kepemimpinan ini timbul akibat dari rasa tanggungjawab atas sesuatu yang dirasa harus diurus guna untuk memberikan kenyamanan bagi orang lain yang tengah kita pimpin dalam wadah kelompok untuk mencapai kemakmuran bersama dan jiwa kepemimpinan ada untuk memberikan motivasi kepada orang lain yang tengah kita pimpin. Seorang pemimpin harus bekerja bersama-sama dengan orang lain atau bawahannya, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan. Menurut Wahjosumidjo (1984), kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi, sebab keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat bergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan motivasi di dalam diri setiap orang bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri.
Seorang pemimpin memberikan arahan berupa motivasi kepada pengikut melalui gaya kepemimpinan yang baik dan tentu mempunyai tujuan yaitu menghasilkan pencapaian tujuan kelompok dan tujuan individu. Dengan begitu pengikut yang termotivasi akan berusaha mencapai tujuan secara sukarela dan selanjutnya menghasilkan kepuasan. Kepuasan mengakibatkan kepada perilaku pencapaian tujuan yang diulang kembali untuk mencapai tujuan atau memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.
Berdasarkan atas Teori Sifat Kepemimpinan. Teori sifat mengasumsikan kepemimpinan tidak dilahirkan dan tidak dapat dibuat. Kepemimpinan terdiri dari karakter dan sifat yang diturunkan. Karakter dan sifat tersebut yang membedakan seseorang sebagai pemimpin. Gheselli yang dikutip dari Manning dan Curtis (2005) mengidentifikasikan sifat kepemimpinan yang efektif, sebagaimapana dalam penjabaran sebagai berikut:
1.      Need for achievement, Seorang pemimpin harus bertanggung jawab dan bekerja keras agar berhasil.
2.      Intellegence, Pemimpin harus memiliki pertimbangan, alasan, dan pemikiran yang baik.
3.      Decisiveness, Seorang pemimpin harus mampu membuat keputusan tanpa keraguan. 
4.      Self Confidence, Seorang pemimpin harus memiliki kesan positif sebagai seorang yang memiliki kemampuan.
5.      Initiative, Pemimpin harus menjadi acuan, melakukan pekerjaan dengan pengawasan yang minimal.
6.      Supervisory Ability, Pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas secara baik kepada bawahannya.
Kepemimpinan bukanlah sekedar masalah prestise pada jabatan yang dimiliki. Bukan hanya sekedar posisi atau seberapa besar gaji yang diperoleh, dan bukan pula sekedar memiliki pengetahuan intelektual yang tinggi. Kepemimpinan adalah sebuah tindakan nyata, dan lebih merupakan hasil dari proses panjang perubahan dan pengembangan (Developmental Process) karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, membentuk karakter yang kokoh, dan ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh pada lingkungannya, serta keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukanlah sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari diri seseorang. Setiap orang mempunyai kapasitas untuk menjadi pemimpin, baik bagi dirinya, keluarganya, lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya.
Kepemimpinan, menuntut suatu transformasi dari dalam (hati) dan perubahan karakter seseorang. Untuk menjadi pemimpin sejati yang mampu meraih kesuksesan diperlukan lebih dari sekedar memiliki kemampuan intelektual mengenai kepemimpinan. Harus ada keseimbangan antara kemampuan intelektual dengan kepemilikan karakter pribadi yang yang baik yang dibangun dari pengembangan kualitas kemampuan emosional dan spiritual. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin agar diterima oleh rakyat atau kelompok yang dipimpinnya. Seorang pemimpin sejati selalu mencari alternatif baru, mengembangkan problem menjadi sebuah tantangan, menganalisis suatu kondisi dan menemukan solusi kreatif, menghargai pembaharuan dan berani mencoba hal baru yang sulit, serta seorang pemimpin juga harus berpikir kedepan, mempunyai visi dan misi yang jelas, memiliki pandangan global, selalu mencari solusi-solusi dan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Karena pemimpin bisa dikatakan adalah seorang master of possibilities
Namun yang terpenting adalah seorang pemimpin harus mempunyai Kerendahan hati. Karena seorang leader yang sering mengunggulkan diri, pada umumnya lebih sering jatuh. Jadi kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang lebih didasarkan pada kerendahan hati (Humble).
Seorang leader (pemimpin) juga harus mempunyai Job Dimension, diantaranya adalah ketekunan, inisiatif, mandiri, dan bersikap “cerdas” dilapangan. Seorang pemimpin sejati justru memiliki keinginan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinnya. Dengan kata lain, membantu orang lain menyiapkan diri untuk masa depan mereka. Sebagaimana pendapat John Maxwell, bahwa keberhasilan seorang pemimpin sangat bergantung dari kemampuan untuk membangun orang-orang disekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat bergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut (Maxwell, Developing the Leaders Around You; 200). “Pemimpin sejati adalah pemimpin yang mau mendengar. Mendengarkan setiap kebutuhan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya. Karena salah satu kesalahan seorang pemimpin adalah kurang mendengarkan bawahan (yang dipimpin) dan hanya meniru atasannya saja Pandanglah atasan anda sebagai seorang partner dalam mengembangkan diri. Diskusikan topik pengembangan dengannya dan jalinlah kesepahaman yang saling menguntungkan mengenai harapan dan peran
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter saja, tetapi juga harus memiliki serangkaian “metode” kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin yang mempunyai karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pemimpin formal, justru kurang efektif karena tidak memiliki metode yang baik.
Memimpin diri sendiri sebelum memimpin orang lain adalah pilihan yang tidak boleh Anda tunda. Ketika Anda ingin kepemimpinan Anda meraih sukses demi sukses, maka pertama pimpinlah jiwa, raga, dan pikiran Anda pada sasaran sukses yang Anda harapkan. Kedua, yakinlah bahwa kekuatan energi sukses dalam diri Anda pada akhirnya akan menyihir semua bawahan Anda, untuk secara proaktif terlibat menciptakan sukses demi sukses yang akan menjadikan kepemimpinan Anda sebagai kisah sukses. Ketiga, singkirkan semua kebiasaan buruk yang mungkin menjadi penghambat hubungan baik Anda dengan orang lain.
Pemimpin sejati selalu tahu diri untuk berpikir kreatif, berpikir strategis, berpikir dengan logika dan akal sehat, serta berpikir dalam kekuatan kecerdasan emosional positif.
Pemimpin sejati tahu bahwa setiap saat ia pasti berhubungan dengan seseorang, dan orang-orang tersebut mungkin telah melatih dan mengendalikan dirinya secara sempurna dalam kebijaksanaan hidup yang tinggi.
Merupakan sebuah kewajiban kepemimpinan untuk bertutur kata dan bersikap santun dalam setiap hubungan, dan dibutuhkan sikap sabar yang bertoleransi tinggi agar hubungan-hubungan baik itu menghasilkan komunikasi yang menyenangkan batin.
Saat persepsi Anda berbeda dengan orang-orang disekitar, hubungan Anda akan terasa sedikit sulit, nilai-nilai kehidupan yang berbeda memang bisa menjadi hambatan yang serius dalam membangun hubungan terpercaya. Tetapi Anda harus melakukan hal-hal yang bersifat strategis untuk menjadikan Anda sebagai pemimpin yang dihormati banyak orang.
Pengendalian diri melalui kecerdasan emosional adalah sebuah keharusan untuk menjadi pemimpin besar di zaman ini. Pemimpin harus berani bersikap adil dan jujur kepada siapa pun, dan yang terpenting tidak memperlihatkan emosi yang berakibat pada turunnya semangat dan moral bawahan untuk berjuang meraih sukses. Jadi, pemimpin harus mampu menahan diri dan bercermin kepada kebijaksanaan hidup sebelum mengucapkan kata-kata kepada siapa pun.
Kecerdasan emosional pemimpin dan sikap profesionalisme haruslah di ikuti dengan kecerdasan untuk mengelola waktu dan semua kesempatan secara bijak dan baik.
Pemimpin sejati selalu berpikir besar, berjiwa besar, dan bertindak untuk kebesaran kepemimpinannya. Jadi, dia akan memanage dirinya dengan berbagai sumber positif untuk menjadi pemimpin sejati yang besar dan kuat.

            Sebagai manusia yang baik tentunya kita harus memiliki jiwa kepemimpinan dalam diri kita, perlu diingat memiliki jika kepemimpinan tidak harus menjadi pemimpin dan sebaliknya seorang pemimpin belum tentu memiliki jiwa kepemimpinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar