Kamis, 29 Desember 2016

PERNAH MAKAN RABEG CILEGON? TAHUKAN FILOSOFI DARI RABEG?


Kota Cilegon, sepertinya menyimpan banyak sekali hal-hal menarik yang dapat dinikmati ketika berkunjung dan berwisata ke kota tersebut. Selain memiliki beberapa objek wisata andalan berupa pantai serta pulau-pulau alami dengan pemandagan eksotik, berbagai hal lain juga dapat digali mengenai kota yang termasuk ke dalam wilayah provinsi Banten tersebut. Misalnya sejarah yang menceritakan berbagai kisah mengenai kota Cilegon, pada masa kejayaan kerajaan Banten. Siapa yang menyangka pada masa kekuasan Sultan Ageng Tirtayasa, kota yang saat ini telah berkembang pesat, dahulu hanyalah sebuah desa kecil. Selain berbagai lokasi dan objek wisata alam yang ditawarkan kota ini, ataupun berbagai pengetahuan yang menceritakan sejumlah sejarah akan kota Cilegon, hal lain yang dapat dinikmati pada kota yang telah dipecah ke dalam delapan kecamatan tersebut, adalah berbagai sajian makanan atau kuliner khas dari kota Cilegon.
Wisata kuliner merupakan salah satu kegiatan yang akan melengkapi kegiatan berlibur di sebuah kota tertentu. Berbagai kuliner khas yang menawarkan rasa lezat, serta dapat  dinikmati di kota Cilegon, yakni Rabeg Cilegon, Sate Bebek Cibeber, Bekakak Ayam Kranggot, serta Kue Gipang. Rabeg Cilegon, merupakan sajian kuliner khas kota ini, yang harus dicicipi ketika berkunjung ke kota Cilegon. Masakan berkuah yang sekilas tampak seperti gulai semur tersebut, merupakan sajian kuliner yang banyak diminati oleh penduduk serta wisatawan lokal. 
Disamping itu, kuliner yang terbuat dari irisan daging kambing yang dipotong kecil-kecil serta dicampur dengan potongan jeroan tersebut, dapat dengan mudah ditemukan di beberapa lokasi seperti, rumah makan sederhana atau restoran, yang terdapat disekitar kota Cilegon ataupun Serang.
Kuliner ini juga menjadi salah satu menu dan menjadi hidangan wajib pada tiap-tiap acara kedaerahan yang diselenggarakan oleh masyarakat Banten. Karena Rabeg Cilegon, merupakan sajian kuliner yang dipercaya telah ada sejak masa kejayaan pemerintahan Sultan Hasanuddin. 
Masakan ini, telah diwariskan secara turun temurun sejak masa kejayaan kesultanan Banten? Pastinya masakan yang satu ini, menggunakan berbagai resep bumbu tradisional dan terbuat dari campuran berbagai rempah-rempah dengan aroma yang begitu khas. 
Namun bagi anda yang takut akan kolesterol, tidak perlu khawatir? Menurut penuturan warga setempat, beraneka bumbu campuran pada hidangan Rabeg Cilegon, mampu menurunkan kadar lemak yang terdapat di dalam daging kambing tersebut.
Kuliner khas kota Cilegon tersebut, juga merupakan menu dari berbagai hidangan wajib yang dapat kita temukan dalam berbagai kegiatan kedaerahan dikota Cilegon, seperti Upacara Perkawinan. 
Apa filosofi dari rabeg ini?
Semur khas Banten yang bernama Rabeg memiliki nilai sejarah di dalamnya. Diceritakan bahwa saat masa kepemimpinan Sultan Maulana Hasanuddin, beliau dihidangkan sebuah masakan khas daerah Rabiq di dataran Arab berupa jeroan Kambing. 
Saat itu Sultan Maulana merasa masakan tersebut sangat lezat, hingga saat ia kembali ke Banten, beliau memerintahkan juru masaknya untuk membuat masakan serupa.  Namun karena bahan dan racikan yang dimiliki juru masak Sultan Maulana berbeda, maka diciptakanlah sebuah jenis masakan serupa namun menggunakan resep khas Nusantara yang akhirnya disebut dengan Semur Rabeg. Nama Rabeg sendiri diambil dari kata Rabiq, tempat asal Sultan Maulana mencicipi hidangan khas berupa sajian jeroan Kambing tersebut. 
Dari cerita tersebut bisa kita lihat bahwa ada nilai histori dari jenis masakan Semur Rabeg di Banten. Jadi jelas bahwa selain memiliki kekayaan dalam rasa, Semur juga memiliki nilai-nilai kebudayaan, termasuk didalamnya nilai filosofi dan histori,

Jadi pada intinya semur rabeg memiliki filosofi yang dalam, yaitu nilai kebersamaan dan gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat Banten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar