Sate bandeng merupakan
makanan khas Banten dan banyak ditemui di daerah Serang. Konon makanan olahan
dari ikan bandeng ini diperkenalkan oleh juru masak kerajaan Banten Girang pada
abad ke 16 untuk menjamu para tamu kerajaan. Karena ikan bandeng memiliki
banyak duri sehingga akan menyulitkan saat dikonsumsi, si juru masak tersebut
memutar otak agar bisa menyajikan ikan bandeng dengan cara yang berbeda dan
dapat dikonsumsi tanpa harus kesulitan saat dikonsumsi karena durinya, sehingga
ditemukanlah sate bandeng dan masih populer hingga sekarang. Sesuai namanya, sate ini menggunakan ikan bandeng atau
yang bernama latin Chanos
chanos. Ikan ini memiliki duri yang sangat banyak dan menempel pada bagian
dalam dagingnya.
Tidak seperti sate pada
umumnya yaitu potongan daging kecil-kecil yang ditusukkan pada sebilah bambu
lalu di bakar dengan bara dan dihidangkan setelah disiram bumbu sambal kacang
atau kecap. Proses pembuatannya sangat unik, setelah dibersihkan sisiknya, ikan
bandeng diremas atau dipukul-pukul (gepuk) agar dagingnya hancur dan terpisah
dari kulit ikan bandeng yang tebal. Kemudian daging ikan bandeng yang sudah
hancur tersebut dikeluarkan dari kulitnya dengan cara mencabut tulang dari
bagian bawah kepala ikan untuk dibuang duri-duri halusnya dan dicampur dengan
bumbu dan santan kental. Setelah itu daging yang telah bercampur bumbu tadi
dimasukkan kembali kedalam kulit bandeng yang masih utuh sehingga berbentuk
ikan seperti semula lalu ditukkan pada bambu dan dibakar.
Setelah diolah menjadi
sate bandeng, rasa asli ikan bandeng yang menurut kebanyakan orang bau lumpur
menjadi hilang sama sekali dan tergantikan oleh gurihnya santan kental dan
bumbu-bumbu lain seperti ketumbar. Tersedia pilihan rasa sate bandeng pedas dan
biasa. Sate bandeng bisa disantap dengan nasi tanpa harus menambahkan bumbu
sambal seperti sate lainnya, tetapi jika memang ingin menyantap dengan tambahan
sambal, sambal kecap bisa menjadi pasangan yang cocok untuk sate bandeng.
Ikan bandeng memiliki
kandungan omega-3 sebesar 14.2%. Menurut penelitian oleh Balai Penelitian dan
Pengembangan Mutu Perikanan tahun 1996 kandungan omega-3 pada ikan bandeng
lebih tinggi jika dibandingkan dengan ikan salmon (2.6%), tuna (0.2%), atau
juga ikan sarden dan mackerel (3.9%). Ikan bandeng juga merupakan ikan dengan
kandungan protein tinggi, yaitu sebesar 20.38%, sehingga ikan bandeng ini
digolongkan dalam daftar makanan bergizi.
Setelah mengetahui
sejarah sate bandeng, proses pembuatan serata kandungan gizinya yang tinggi,
jangan ragu lagi untuk menyantapnya. Dengan menjadikan sate bandeng sebagai
oleh-oleh setelah berwisata ke daerah Banten yang terkenal dengan wisata
pantainya di daerah Anyer, dan situs sejarah kerajaan islam Banten Giirang pada
abad ke 16, kita telah turut melestarikan makanan asli Indonesia yang sudah ada
sejak zaman mulai masuknya agama islam di Indonesia dan zaman penjajahan
Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar