Pendidikan merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Dalam proses belajar mengajar tersebut yang menjadi objeknya
adalah siswa atau peserta didik. Proses belajar mengajar dalam sebuah
pendidikan bertujuan untuk mendidik, membimbing dan mengarahkan siswanya sesuai
dengan tujuan pendidikan tersebut agar tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Terlepas dari itu semua, untuk mewujudkan pelaksanaan
pendidikan tersebut maka diperlukan suatu sistem bimbingan belajar untuk
mengatasi setiap permasalahan yang menjadi sebuah kesulitan belajar siswa dalam
proses pembelajaran tersebut, dan untuk mengatasi permasalahan yang dialami
siswa tersebut yaitu dengan mendiagnostik kesulitan yang dialami siswa serta
melaksanakan remedial teaching kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Pengertian
Diagnostik Kesulitan Belajar
Kata diagnostik
merupakan istilah yang lazim dipakai dalam medis. Misalnya, bagaimana hasil
diagnose dokter terhadap penyakit kamu? Secara umum diagnose sebagai proses
pencarian, atau pemeriksaan. Kalau dikaitkan dengan kesulitan belajar, maka
akan dippahami upaya pencarian atau pemerikaan terhadap kesulitan belajar yang
dialami siswa.
Secara jelas dan detil Thorndike dan Hagen (Makmun,
2005) mengartikan diagnosis sebagai berikut :
1) Upaya
atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (wauknes,disace) apa yang dialami
seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai
gejala-gejalanya (symptons).
2) Studi
yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik
atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
3)
Keputusan yang dicapai
setelah dilakukan suatu studi yang seksama atau gejala-gejala atau fakta
tentang suatu hal.
Kesulitan belajar
merupakan terjemahan dari istilah learning disability. Terjemahan tersebut
sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya belajar, dan disability artinya
ketidakmampuan. Sehingga terjemahan yang benar adalah ketidakmampuan belajar,
akan tetapi istilah kesullitan belajar sudah umum dipahami.
Kesulitan belajar yang
dipahami disini bukanlah kesulitan belajar khusus, sebagaimana yang dikemukakan
oleh The united States Office of Education (USOE) 1997, bahwa “Kesullitan
belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu yang mencakup pemahaman dan
penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakan
diri dalam bentuk keslitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis,
mengeja, atau berhitung. Batasan tetrsebut mencakup kondisi seperti gangguan
perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia yang dimaksud disini adalah
kesulitan belajar yang dimaksud disini adalah kesulitan belajar sebagaimana
yang yang disimpulkan oleh Abin Syamsudin Makmun (2005), bahwa seorang siswa
diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil
mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu (berdasarkan ukuran criteria
keberhasiloan seperti yang dinyatakan dalam TIK atau ukurn tingkat kapasitas
atau kemampuan dalam program pelajaran time allowed dan atau tingkat
perkembangannya)
Jika dihubungkan
pemahaman diagnostik/diagnosis dengan kesulitan belajar siswa maka dipahami,
bahwa diagnostic keslitan belajar merupakan upaya yang dilakukan dengan penuh
seksama untuk mencari kelamahan-kelamahan yang dialami peserta didik dalam
pembelajaran, sehingga emudahkan untuk untuk mencarikan solusinya.
Produser
dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar
Rose dan Stanley (1956;
Makmum, 2005) menggariskan tahapan-tahapan diagnosis (the levels of diagnosis)
sebagai berikut :
a) Who
are the pupils having trouble? Siapa-siapa siswa atau peserta didik yang
menglami gangguan.
b) Where
are the errors located? Dimanakah kelemahan-kelemahan itu dapat
dilokalisasikan? Dibagian mana kelemahan itu muncul. Kkalau terkait dengan
pembelajaran, pada mata pelajaran (mapel) apa?
c) Why
are the errors accur? Mengapa kelemahan itu terjadi? Mengapa siswa bias
bermasalah dengan mata pelajaran itu?
d) What remedies are suggested?
Penyembuhan-penyembuhan apakah yang disarankan? Jika telah ditemukan siapa
siswa yang bermasalah, apa masalahnya, kemudian mengapa bermasalah, maka
selanjutnya adalah mencarikan upaya-upaya penyembuhan-penyembuhan.
e) How
can errors be prevented? Bagaimana kelemahan0kelemahan iyu dapat dicegah? Pada
langkah ke lima ini merupakan upaya tau tindakan preventif agar tidak muncul
lagi kelemahan itu.
Sementara Burton (1952)
menggariskan agak lain, yaitu berdasarkan kepada teknik dan instrumen yang digunakan
dalam pelaksanaannya sebagai berikut :
a)
General diagnosis, pada
tahap ini lazim dipergunakan untuk evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil
belajar, sasarannya untuk menemukan siapakah siswa yang diduga mengalami
kelemahan tersebut.
b)
Analystic diagnostic,
pada tahap ini yang lazim digunakan adalah tes diagnostik. Sasarannya untuk
menegtahui dimana letak kelemahan tersebut.
c)
Psychological
diagnosis, pada tahap ini terkait dengan instrument apa yang dipakai atau digunakan
antara lain :
1)
Observation (observasi)
2)
Analysis of written
work (analisis karya tulis)
3)
Analysis of oral
reponses and accounts of prosedurs (analisis proses dan respon lisan)
4)
Analysis of objectives
record of various types (analisis terhadap berbagai catatan objektif
5)
Interviews (wawancara)
6)
Laboratory and clinical
methodesi (pendekatan labaratis dan klinis dan
7)
Case studies (studi
kasus)
Berikut akan dijelaskan
secara rinci bagaimana bentuk implementasi dari prosedur atau teknik yang telah
dijelaskan di atas.
Pertama, yang menjadi
perhatian pertama kita pada tahap ini adalah mencari siswa yang bermasalah
(mempunyai kelemahan dalam belajar). Untuk melihat ini diantaranya :
a) Melihat
ril nilai siswa pada mata pelajaran tertentu. Mata pelajaran mana yang nilainya
tidak sesuai dengan standar kelulusan yang telah ditetapkan dalam setiap mata
pelajaran.
b) Nilai
rata-rata siswa jika dibandingkan dengan nilai rata-rata yang lain.
Permasalahan yang ditemukan pada langkah pertama ini bias muncul dalam bentuk
individu atau kelompok (kelas).
Kedua, ketika
permasalahan sudah ditemukan dan siswa yang telah mengalami masalah itu
ditemukan, maka dicari akar permasalahannya, kenapa nilai sisa tidak bagus?
Apakah faktor penyebab dari siswa sendiri, atau justru dari gurunya. Tentunya
jawaban akan diperoleh dengan baik, jika komunikasi yang baik bias dibangun
dengan siswa tersebut.
Ketiga, stelah
ditemukian permasalahn dan faktor penyebabnya, maka langkah selanjutnya
mencarikan alternatif solusi. Solusi mana yang cocok untuk siswa tersebut.
Alternatif solusi ini tergantung seberapa besar problem dan faktor yang
menyebabkan siswa gagal dalam belajar (kesulitan belajar) pada mata pelajaran
tertentu. Pada akhirnya ditemukan alternative solusi yang tepat sehingga
problem bias diatasi.
Remedial
Teaching
Remedial
banyak dipahami oleh sebagian pendidik, sebagai upaya pengulangan kembali ujian
atau tes yang gagal. Jika kosnep ini dipakai, maka nilai siswa tidak akan
berubah, karena tetap diadakan ujian itu kembali.
Remedial teaching (pengajaran remedial)
sebenarnya adalah bagian dari pendekatan yang digunakan untuk menangani siswa
yang memiliki kesulitan belajar, siswa yang bermasalah dalam mata pelajaran
tertentu. Adanya penanganan baru dari guru dengan menciptakan kondisi yang baru
memberikan harapan pada siswa untuk meningkatnya prestasi akademiknya, sehingga
sesuai dengan tuntutan kualifikasi yang diharapkan.
Sebagaimana
dijelaskan, bahwa remedial teaching merupakan bagian dari usaha penanganan bagi
siswa, maka pendekatan, strategi dan teknik yang digunakan tentunya juga akan
berbeda.
Dalam
konteks konsep dasar diagnostic dan pengajaran remedial, akan merujuk pada
program remedial yang dijelaskan oleh Abin Syamsudin, M (2005). Ross dan
Stanley menjelaskan bahwa, tindakan strategis yang bisa dilakukan adalah secara
kuratif dan preventif, Dinkmeyer & Caldwel (dalam bukunya Develompental counseling) menambahkan
bahwa hal itu dapat dilakukan dengan upaya yang bersifat pengembangan (developmental).
1.
Strategi
dan teknik pendekatan Pengajaran Remedial yang Bersifat Kuratif
Tindakan
pengajaran remedial dikatakan bersifat kuratif kala dilakukan setelah program
belajar mengajar diselenggarakan.Tindakan ini didasarkan atas kenyataan empirik
bahwa ada seseorang atau sejumlah orang bahkan mungkin sebagian besar atau
seluruh anggota kelas/kelompok belajar dapat dipandang tidak mampu
menyelesaikan PBM secara sempurna. Sasaran pokok dari tindakan ini agar :
1) Siswa
yang prestasinya jauh sekali dari batas kriteria keberhasilan minimal,
diusahakan pada suatu saat tertentu dapat memadai kriteria minimal tersebut
2) Siswa
yang sedikit masih kurang atau bahkan telah tinggi sekalipun prestasi yang dari
ukuran kriteria keberhasilan minimal, pada suatu saat tertentu dapat lebih
disempurnakan atau diperkaya, bahkan mungkin ditingkatkan kepada program yang
tinggi lagi.
Agar tercapai program
atau sasaran pokok ini ada beberapa teknik pendekatan yang bisa
digunakan,yaitu; repetition (pengulangan),
enrichment (pengayaan), reinforcement (pengukuhan) serta, acceleration (percepatan).
Pengulangan
(repetition);
Selain dengan upaya
diagnostiknya, pengulangan dapat terjadi pada beberapa tindakan, yaitu; a) pada
setiap akhir jam pertemuan tertentu, b) pada setiap akhir unit (satuan bahan)
pelajaran tertentu, c) ada akhir setiap satuan program studi
(triwulan/semesteran/ tahunan)
Pelaksanaan pengajaran
remedial mungkin diberikan dan diorganisasikan: a) secara perorangan (individual)
kalau ternyata siswa yang memerlukan bantuan itu jumlahnya terbatas; b) secara
kelompok (pers group), kalau ternyata terdapat sejumlah siswa yang mempunyai
jenis/lokasi/sifat kesalahan atau kesulitan bersama; bukan mustahil terjadi
juga dalam bidang studi tertentu dialami kelas secara keseluruhan.
Waktu
dan cara pelaksanaan remedial ada beberapa kemungkinan yaitu;
a)
Diadakan pada jam
pertemuan kelas biasa berikutnya; kalau sebagian besar atau seluruh anggota
kelas mengalami kesulitan yang serupa, dimana; 1) bahan dipresentasikan kembali dengan penjelasannya, baik sebagian atau keseluruhan dari bahan jam
pertemuan terdahulu, 2) diadakan latihan/penugasan/soal kembali yang bentuknya
sejenis dengan tugas/tugas/soal terdahulu, dan 3) diadakan pengukuran dan penilaian
kembali untuk mendeteksi hasil peningkatan kearah kriteria keberhasilan yang
diharapkan.
b) Diadakan
diluar jam pertemuan biasa, misalnya; 1) diadakan jam pelajaran tambahan pada
hari/jam tertentu, kalau yang mengalami kesulitan itu hanya seseorang/sejumlah
orang tertentu, kalau yang mengalami kesulitan itu hanya seseorang/sejumlah
orang tertentu (umpamanya, pada hari, sehabis jam pelajaran biasa, waktu
istirahat untuk siswa dan lain sebagainya), 2) diberikan dalam bentuk pekerjaan
rumah (home work) dengan diperiksa
kembali hasil pekerjaan oleh guru.
c) Diadakan
kelas remedial (khusus bagi siswa siswi tertentu yang mengalami kesulitan
belajar tertentu dimana; 1) siswa lain belajar dalam kelas yang biasa;
sedangkan, 2) siswa tertentu belajar dengan mendapatkan bimbingan khusus dari
guru yang sama atau guru bidang studi sampai yang bersangkutan mencapai tingkat
penguasaan (level of mastery) untuk
dapat bersama dengan teman-temannya dikelas biasa.
d)
Diadakan pengulangan
secara total, kalau ternyata siswa yang bersangkutan prestasinya sangat jauh
dari batas kriteria keberhasilan minimal dalam hampir keseluruhan program
(komponen bidang studinya); secara konvensionak kita kenal sebagai tinggal
kelas.
Pengayaan
dan pengukuhan (enrichment and
reinforcement)
Layanan
pengulangan ditunjukkan pada siswa yang mempunyai kelamahan yang sangat
mendasar, sedang pengayaan diarahkan untuk siswa yang memiliki kelemahan
ringan, bahkan secara akademik sangat kuat.
Materi
program pengayaan bisa bersifat; a) ekivalen
(horizontal) dengan program PBM utama sehingga nilai bobot kreditnya dapat
diperhitungkan bagi siswa yang bersangkutan atau sekedar, 2) suplementar
terhadap program PBM utama, dengan tidak menambah kredit tertentu, yang penting
dapat meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan siswa.
Teknik pelaksanaanya bisa melalui tugas
pekerjaan rumah, atau berupa soal yang dikerjakan di dalam kelas pada jam
pelajaran itu juga, sementara yang lain mengerjakan program PBM utamanya.
Percepatan
(accelation)
Percepatan merupakan
alternatif lain yang dapat diberikan kepada kasus berbakat, tetapi menunjukan
kesulitan psikososial atau egoemosional. Kelas akselerasi atau percepatan dapat
berupa promosi yang lebih tinggi kepada program PBM selanjutnya. Pelaksanaanya
bisa;
a)
Promosi penuh status
akademiknya ketingkat yang lebih tinggi sebatas kemungkinannya, kalau memang
yang bersangkutan keunggulan yang menyeluruh dari program studi yang
ditempuhnya dengan luar biasa.
b) Maju
berkelanjutan, tidak diartikan sebagai promosi status akademisnya secara
menyeluruh tetapi pada beberapa bidang studi tertentu dimana layanan dengan
program/bahan pelajaran yang lebih tinggi terbatas kemampuannya; status
akademisnya tetap bersama-sama teman seangkatannya.
2.
Strategi
dan Pendekatan yang bersifat preventif
Pendekatan preventif
ditunjukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan data/informasi yang ada dapat
diantisipasikan atau setidak-tidaknya patut diduga akan mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan program studi tertentu yang telah ditempuhnya.
Proses pelaksanaannya
bisa dalam bentuk layanan; 1) layanan kelompok yang diorganisasikan, 2) layanan
individual, dan 3) layanan secara kelompok dengan kelas khusus remedial dan
pengayaan.
3.
Ikatan
pengajaran remedial yang bersifat pengembangan
Sasaran pokok dari strategi pendekatan
ini agar siswa dapat segera mengatasi hambatan-hambatan atau
kesulitan-kesulitan yang mungkin dialaminya selama melaksanakan kegiatan proses
belajar mengajar. Agar pendekatan ini dapat dilaksanakan dengan baik,
diperlukan adanya pengorganisasian program PBM yang sistematis pula seperti
dalam bentuk sistem pengajaran berprogram, sistem pengajaran model, dan
sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar