Kamis, 01 Desember 2016

MENILIK KEISTIMEWAAN KESENIAN KAMPUNG KELAHIRAN


Setiap daerah pasti memiliki keistimewaan, begitu pula dengan kampung kelahiranku ini yaitu Kp.Pulo RT.001, RW.001 Desa Pulo Kec Ciruas Kab Serang Propinsi Banten. Dikampungku ini ada salah satu kesenian yang istimewa yaitu Angklung Buhun Mayang Sari.
Berusia Hampir Lima Abad dan Nyaris Punah Angklung Buhun Mayang sari, namanya memang asing ditelinga masyarakat Banten. Wajar saja hampir sewindu kelompok kesenian asli Kecamatan Ciruas sudah tak pernah muncul untuk pentas ditengah gempuran kebudayaan luar yang masuk ke tanah jawara.
Kesenian yang berusia hampir Lima abad dan dimainkan oleh Sembilan orang ini memang sudah tidak menjadi primadona dalam berbagai hajatan rakyat jika dibandingkan zaman awal-awal Kemerdekaan Bangsa Indonesia hingga memasuki tahun 2000-an.
Abah Salman, pria yang dipercaya sebagai sesepuh untuk merawat angklung ini. Menurut beliau Angklung Buhun Mayang Sari, pertama kali ditemukan oleh Masyarakat Kampung Pulo. Menurutnya, lima abad silam, ada seorang tokoh yang bernama Ki Lamu secara tak sengaja menemukan sebuah benda yang mengambang di sungai Ciwaka yang kini menjadi Kali Malang. Penasaran dengan benda tersebut, Ki Lamu pun mencoba mengambil sebuah benda tersebut. “Saat diangkat ternyata seperangkat alat Angklung Buhun. Kemudian alat-alat ini dimainkan oleh masyarakat secara turun temurun dan digunakan untuk menyambut panen padi dan saat menjelang tanam. Hal itu dilakukan sebagai wujud syukur kepada yang kuasa,”.
Beliau mengaku tak tahu persis kapan Angklung Buhun Mayang Sari ditemukan, namun menurut Legenda peristiwa itu terjadi sebelum adanya Penjajah Belanda masuk ke Indonesia. Pasalnya dalam cerita masyarakat juga menyebutkan jika saat Belanda datang, seluruh alat kesenian ini dikubur oleh sesepuh desa agar tidak dirampas Penjajah. Dan kembali digali setelah Indonesia resmi Merdeka pada tahun 1945. Ia juga menyakini jika Angklung Buhun Mayang Sari memiliki kekuatan Magis yang luar biasa. Dan hanya dapat dimainkan oleh keturunan asli pemain angklung sebelumnya. abah sendiri merupakan keturunan ke 9 dari awal angklung dimainkan oleh masyarakat. Jika dimainkan oleh pemain diluar keturunan, sesuatu yang buruk terhadap pemain tersebut kerap terjadi.
Kejayaan Angklung Buhun yang kerap tampil pada acara-acara Nasional maupun Internasional. Angklung Buhun Mayang Sari pernah menjadi kebanggan dari Presiden Pertama Indonesia yakni Ir Soekarno sebagai warisan Bangsa Indonesia. Pula, pernah menjadi satu-satunya pesta penyambutan dari pemain bulu tangkis Nasional Rudi Hartono saat menjadi juara Dunia tahun 70-an silam saat Kabupaten Serang dipimpin oleh Tb Suwandi hingga H Sampoerna.
Sudah hampir 10 tahun angklung buhun tidak diperhatikan oleh Pemerintah. Dirinya hanya berharap agar Pemerintah tidak melupakan ataupun meninggalkan kebudayaan leluhur Banten tersebut. Pasalnya saat ini ia melihat Pemerintah jarang melibatkan Angklung Buhun dalam acara-acara Pemerintahan.

Nah itu dia sedikit cerita mengenai salah satu kesenian yang ada dikampung kelahiranku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar