Saya rasa hampir semua
manusia pernah merasakan yang namanya galau. Dengan berbagai latarbelakang
yang complicated, mereka
pasti juga merasakan yang namanya putus asa. Tapi itu semua balik lagi sih sama
karakter masing-masing dan intensitas kerumitan masalahnya.
Arti dari kata "galau" pada masa kini, terlepas
dari definisi yang diartikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung 2
arti. Pertama, adalah sebuah perasaan yang mengungkapkan rasa bingung. Seperti
dihadapkan dengan 2 pilihan. Contoh, "aku galau mau pilih Anwar apa Budi
jadi pacar aku, dua duanya sama baik". Galau didalam kalimat tersebut
mengandung makna "bingung". Kedua, galau bisa juga diartikan sebagai
ungkapan rasa dimana harapan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi atau
didapatkan. Seperti, putus cinta atau kasih yang tak sampai.
"Galau adalah sebuah perasaan tidak enak yang ada pada
pikiran karena kita bingung entah karena masalah cinta atau masalah pekerjaan
yang memaksa kita untuk memilih sesuatu sehingga membuat kita bingung dan
membuat emosi kita menjadi labil. Galau terjadi disaat kita berada pada suatu
pilihan, sebelum melakukan pilihan dan sesudah menentukan pilihan”
Kata Galau saat ini begitu populer dikalangan anak muda. Apa
sebenarnyaarti galau itu?
Arti
Galau adalah Resah, gelisah, kacau, terombang-ambing. Jadi dapat dikatakan bahwa seorang
yang
sedang galau itu dalah seorang yang resah, gelisah, kacau dan terombang-ambing.
Sesorang yang mengalami kegalauan, biasannya karena suatu
permasalahan yang membuat suasana hatinya tidak nyaman, seperti putus cinta,
jatuh cinta, dana masalah-masalh lain yang menyerang sisi perasaan.
Orang akan sering mengalami kegalauan bila perasaan lebih
mendominasi dirinya ketimbang logika, sering negatif thingking dan obsesif.
Untuk menghindari agar kita tidak sering galau adalah dengan
cara tetap berpikir positif, lebih sabar, tenang, dan menyeimbangkan
perasaan dengan logika.
Tips mengatasi galau diatas akan membuat kita lebih dapat
mengendalikan perasaan kita, sehingga ketika masalah, kita tetap fokus dan
tetap tenang, sehingga dapat secapat mungkin mencari solusi atas masalah yang
dihadapi.
Zaman sekarang berbagai masalah
makin kompleks. Entah itu komplikasi dari masalah keluarga yang tak kunjung
selesai, masalah hutang yang belum terbayar, bingung karena ditinggal pergi
oleh sang kekasih, ataupun masalah-masalah lain. Semuanya bisa membuat jiwa
seseorang jadi kosong, lemah atau merana.
“Galau!!” merupakan sebuah kata-kata
yang sedang naik daun, di mana kata-kata itu menandakan seseorang tengah
dilanda rasa kegelisahan, kecemasan, serta kesedihan pada jiwanya. Tak hanya
laku di facebook atau twitter saja, bahkan di
media televisi pun orang-orang seakan-akan dicekoki dengan kata-kata “galau”
tersebut.
Pada dasarnya, manusia adalah
sesosok makhluk yang paling sering dilanda kecemasan. Ketika seseorang
dihadapkan pada suatu masalah, sedangkan dirinya belum atau tidak siap dalam
menghadapinya, tentu jiwa dan pikirannya akan menjadi guncang dan perkara
tersebut sudahlah menjadi fitrah bagi setiap insan.
Jangankan kita manusia biasa, bahkan
Rasulullah pun pernah mengalami keadaan keadaan galau pada tahun ke-10 masa
kenabiannya...
Jangankan kita sebagai manusia
biasa, bahkan Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam pun
pernah mengalami keadaan tersebut pada tahun ke-10 masa kenabiannya. Pada masa
yang masyhur dengan ‘amul huzni (tahun duka cita) itu, beliau
ditinggal wafat oleh pamannya, Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul dengan
wafatnya istri yang sangat beliau sayangi, Khadijah bintu Khuwailid.
Sahabat Abu Bakar, ketika sedang
perjalanan hijrah bersama Rasulullah pun di saat berada di dalam gua Tsur
merasa sangat cemas dan khawatir dari kejaran kaum Musyrikin dalam perburuan
mereka terhadap Rasulullah. Hingga turunlah surat At-Taubah ayat 40 yang
menjadi penenang mereka berdua dari rasa kegalauan dan kesedihan yang berada
pada jiwa dan pikiran mereka.
Jangan Galau, Innallaha Ma’ana!
Allah
Ta’ala berfirman, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah
bersama kami” (QS. At Taubah: 40)
Ayat di
atas mungkin dapat menjadikan kita agar lebih merenungi lagi terhadap setiap
masalah apapun yang kita hadapi. Dalam setiap persoalan yang tak kunjung terselesaikan,
maka hadapkanlah semua itu kepada Allah Ta’ala. Tak ada satupun manusia yang
tak luput dari rasa sedih, tinggal bagaimana kita menghadapi kesedihan dan
kegalauan tersebut.
Allah
telah memberikan solusi kepada manusia untuk mengatasi rasa galau yang sedang
menghampiri jiwa.
Adakalanya,
seseorang berada pada saat-saat yang menyenangkan, tetapi, ada pula kita akan
berada pada posisi yang tidak kita harapkan. Semua itu sudah menjdai takdir
yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk makhluk-makhluk Nya. Tetapi, Allah
Ta’ala juga telah memberikan solusi-solusi kepada manusia tentang bagaimana
cara mengatasi rasa galau atau rasa sedih yang sedang menghampiri jiwa. Karena
dengan stabilnya jiwa, tentu setiap orang akan mampu bergerak dalam
perkara-perkara positif, sehingga dapat membuat langkah-langkahnya menjadi
lebih bermanfaat, terutama bagi dirinya lalu untuk orang lain. Berikut ini
adalah kunci dalam mengatasi rasa galau;
1.
Sabar
Hal
pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika menghadapi cobaan yang tiada
henti adalah dengan meneguhkan jiwa dalam bingkai kesabaran. Karena dengan
kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang
mendatanginya.
Allah
Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
sabar” (Qs. Al-Baqarah 153).
Selain
menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat
beratnya beban yang dihadapi.
2.
Adukanlah semua itu kepada Allah
Ketika
seseorang menghadapi persoalan yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari
sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah
menjadi beban baginya selama ini. Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam
ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari:
“Hanya
kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah 5).
...ketika
keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka akan meringankan beban
berat yang kita derita...
Mengingat
bahwa manusia adalah makhluk yang banyak sekali dalam mengeluh, tentu ketika
keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka semua itu akan meringankan
beban berat yang selama ini kita derita.
Rasulullah shalallahi
alaihi wasallam ketika menghadapi berbagai persoalan pun, maka hal
yang akan beliau lakukan adalah mengadu ujian tersebut kepada Allah Ta’ala.
Karena hanya Allah lah tempat bergantung bagi setiap makhluk.
3.
Positive thinking
Positive thinking atau
berpikir positif, perkara tersebut sangatlah membantu manusia dalam mengatasi
rasa galau yang sedang menghinggapinya. Karena dengan berpikir positif, maka
segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban yang ada pada dalam diri menjadi
terobati karena adanya sikap bahwa segala yang kesusahan-kesusahan yang
dihadapi, pastilah mempunyai jalan yang lebih baik yang sudah ditetapkan oleh
Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya;
“Karena
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan” (Qs
Al-Insyirah 5-6).
4.
Dzikrullah (Mengingat Allah)
Orang
yang senantiasa mengingat Allah Ta’ala dalam segala hal yang dikerjakan.
Tentunya akan menjadikan nilai positif bagi dirinya, terutama dalam jiwanya.
Karena dengan mengingat Allah segala persoalan yang dihadapi, maka jiwa akan
menghadapinya lebih tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri bisa
perlahan-perlahan dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah Ta’ala, bagi
siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan
ketenteraman-ketenteraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan
mengingat-Nya.
Bersabar,
berpikir positif, ingat Allah dan mengadukan semua persoalan kepada-Nya adalah
solusi segala persoalan...
Sebagaimana
firman-Nya:
“Orang-orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).
Berbeda
dengan orang-orang yang lalai kepada Allah, yang di mana jiwa-jiwa mereka hanya
terisi dengan rasa kegelisahan, galau, serta kecemasan semata. Tanpa ada sama
sekali yang bisa menenangkan jiwa-Nya.
Tentunya,
sesudah mengetahui tentang faktor-faktor yang dapat mengatasi persoalan galau,
maka jadilah orang yang selalu dekat kepada Allah Ta’ala. Bersabar, berpikir
positif, mengingat Allah, serta mengadukan semua persoalan kepada-Nya merupakan
kunci dari segala persoalan yang sedang dihadapi. Maka dari itu, Janganlah
galau, karena sesungguhnya Allah bersama kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar