Sabtu, 10 Desember 2016

MENILIK BENCANA ALAM, MUSIBAH, UJIAN ATAU AZAB DARI ALLAH SWT


Pernahkah kalian berfikir tentang fenomena yang terjadi dimuka bumi ini, sering  timbul pertanyaan ketika terjadi sebuah bencana yang melanda umat manusia, yang melanda umat manusia, yang bahkan menelan korban yang tidak sedikit. Sebagai contoh bencana yang menimpa saudara-saudara kita di NAD dan SUMUT dengan begitu dahsyatnya, dan menelan lebih dari seratus ribu orang. Dari kejadian ini timbul pertanyaan, apakah musibah ini azab dari Allah SWT, ataukah cobaan?
Sesungguhnya ketika kita membuka lembran-lembaran ayat Al-Qur’an, akan kita jumpai bagaimana ketika Allah SWT membinasakan suatu kaum. Dan ketika Allah SWT membinasakan mereka, di satu sisi hal tersebut adalah azab yang Allah SWT timpakan kepada mereka lantaran kekufuran mereka kepada Allah SWT. Namun, di sisi lain juga merupakan ujian bagi kaum yang beriman; supaya mereka lebih dapat meningkatkan keimanannya kepada Allah SWT. Sebagai contoh, kisah nabi Nuh as, yang Allah SWT gambarkan dalam QS. Hud/ 11: 25-49.
Terbukti, banjir itu tidak melanda seluruh dunia, tetapi hanya melanda wilayah yang didiami ummat Nabi Nuh. Daerah lain yang bukan wilayah ummat Nabi Nuh tidak terlanda banjir. Hasil penyelidikan para arkeolog tersebut dengan firman Allah dalam Al-Quran, bahwa Ia hanya membinasakan masyarakat suatu negeri yang telah diutus seorang Rasul kepada mereka, lalu mereka mengingkarinya. Negeri lain tidak. “ Dan tidaklah Rabbmu membinasakan kota-kota sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezhaliman. (Surat Al-Qashash ayat59)
Dalam Al-Quran diriwayatkan, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk mengangkut masing-masing hewan sepasang (jantan dan betina) ke dalam bahteranya: Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: ”Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.”
Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. (Surat Hud ayat 40).Pertanyaan yang mungkin muncul, apakah seluruh hewan di muka bumi ini dinaikkan ke perahu Nabi Nuh? Para ahli kitab dari kalangan Kristen menafsirkan, seluruh hewan yang ada di muka bumi, masing-masing sepasang, dinaikkan ke perahu Nabi Nuh. Sebab, seperti dikatakan di awal, dalam kitab mereka dikatakan banjir terjadi secara global. Jadi yang harus diselamatkan pun harus seluruh spesies makhluk hidup yang ada di muka bumi ini.
Penafsiran seperti itu jelas membingungkan mereka sendiri. Pertama, pengikut Nabi Nuh sangat sedikit. Karena kebanyakan mereka ingkar. Dengan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat rendah serta personil mereka yang sangat sedikit, bagaimana caranya mereka mengumpulkan ribuan atau ratusan ribu spesies makhluk hidup yang ada di muka bumi ini?
Semua peristiwa dan bencana yang kita saksikan di atas bumi dan alam semesta ini tidak ada yang terjadi begitu saja dengan sendirinya, melaikan sesuai kehendak dan ketentuan Tuhan Penciptanya, yakni Allah Ta’ala. Berbagai persitiwa dan bencana itu disebabkan kedurahakaan dan kesombongan manusia terhadap Allah SWT dan syari’at Allah serta berbagai dosa-dosa yang mereka lakukan, sehingga Allah SWT menurunkan berbagai azab atas mereka.
Orang-orang kafir, sombong dan ingkar pada Allah dan Rasul-Nya melihat berbagai peristiwa tersebut murni hanya sebagai peristiwa alam yang terlepas dari kehendak Allah. Mereka tidak dapat mlihatnya sebagai sebuah azab, teguran atau cobaan. Melaikan hanya menambah kesombongan dan kekufiran kepada Allah SWT. Sikap yang mereka kembangkan juga seakan melawan kehendak Allah SWT.
Namun sayang sepanjang perjalanan umat manusia, belum ada satupun manusia yang mampu mengalahkan dan melawan kehendak Allah, kendati Fir’aun yang begitu hebat memiliki semuak kekuatan saat berkuasa, namun tenggelam juga di laut merah dan bangkai dapat kita saksikan sekarang disebuah museum di Mesir. Demiakian juga dengan Negara-negara maju teknolohi hari ini seperti jepang, Eropa dan Amerika. Belum pernah mereka mampu menahan gempa bumi, tsunami dan berbagai bencana yang Allah turunkan di negeri mereka.
Semuanya lemah dan tak berdaya di hapadan kehendak Allah SWT. Sebaliknya, orang-orang beriman akan melihat semua peristiwa yang terjadi merupakan ujian dan teguran dari Allah SWT. Mereka akan segera kembali dan bertaubat pada Allah. Semakin taat pada aturan Allah, baik yang terkait dengan sunnatullah maupun syari’at Allah SWT.
Demikianlah dalam pandangan Islam Azab adalah suatu kesulitan yang Allah SWT berikan kepada manusia akibat kesalahan yang dilakukan manusia sehingga Allah murka dan menimpakan bencana (siksaan) yang amat pedih. 

(Qs. Al An’am : 65)
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَىٰ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)”.
Dari ayat ini Allah memperingatkan kita dengan berbagai azab yang Ia kirimkan dalam bentuk 3 kelompok azab yaitu kelompok atas, kelompok bawah, dan kelompok yang dicampurkan dengan orang-orang yang saling bertentangan atau sekelompok orang yang saling menyinis.
Yang akan kita bahas kali ini yaitu azab yang berada pada kelompok bawah yang datangnya dari bawah kaki kita. Sebagian ulama mentafsirkan azab tersebut diantaranya gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi, atau segala bentuk bencana alam kebumian. Betulkah semua azab tersebut adalah semata-mata bencana yang Allah timpakan kepada makhluk- Nya dimuka bumi?
Jika kita lihat pada peta dunia, Indonesia berada pada pertemuan 3 lempeng, yaitu pada bagian lempeng ke 2 yang memiliki ketebalan lebih dari 50 km dan luasnya seluas benua Asia atau Eropa. Lempeng itu bergerak untuk lempeng pasifik yang kecepatannya tidak terlalu besar yaitu 11 cm per tahun, efeknya seperti yang kita rasakan pada saat ini. Apabila lempengan itu bergerak 5 cm per tahunnya maka yang akan terjadi mungkin lebih porak-poranda lagi.
(QS.An-Naml : 38)
قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ
Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri Perumpamaan, jika kita dimasukkan kedalam tanah yang dalamnya 1 meter saja seperti kuburan, kita sudah tidak bisa lagi  bernafas apalagi kalau kita dikubur dalam kedalaman yang lebih dari 1 meter atau dalam tumpukan lempeng? Apa yang bisa kita perbuat?
Dan seperti orang yang ditabrak sepeda apakah sama akibat yang dirasakan dengan orang yang ditabrak oleh kereta api? Walaupun sekecil apapun pergerakan kereta api tersebut, maka tidaklah sama akibat yang ditimbulkan.
Jikalau kita ditabrak oleh sepeda mungkin efek yang ditimbulkan kecil, karena massanya kecil, akan tetapi apabila dibandingkan dengan ditabrak kereta api dengan massa nya yang besar walaupun kecepatannya kecil, maka momentum yang dihasilkan juga besar, gaya yang ditimbulkan sangatlah kuat sehingga efek yang dirasakan begitu parah. Maka siapa yang bisa melawan hal tersebut? Dari ratusan tahun yang lalu, jumlah gempa yang terjadi berkisar ribuan kali atau bahkan lebih, bukan hanya di Indonesia saja akan tetapi Eropa, Amerika, Jepang dan lainnya juga. Indonesia memang sangat akrab dengan gempa, dan fenomena-fenomena gunung api.
Bencana alam yang pernah kita rasakan diantaranya :
1.     Angin ribut/badai, petir
2.     Kekeringan (kemarau berkepanjangan)
3.     Banjir (hujan, bandang, rob)
4.     Gempa Bumi
5.     Tsunami
6.     Erupsi Gunung Berapi
7.     Longsor
8.     Kebakaran
Dari 3 bagian atas terjadi dari efek atmosfer. Itulah bentuk azab yang Allah sebutkan sebagai azab yang datang dari atas. Sedangkan yang dari bawah, yaitu gempa, tsunami, dan erupsi gunung berapi. Jika bicara gempa, ada beberapa ayat yang menjurus pada azab yang berbentuk gempa.
(QS. Al – A’raf : 78)
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka

(QS. Al – A’raf : 91)
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka
(QS. Al-Ankabut : 37)
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Maka mereka mendustakan Syu’aib, lalu mereka ditimpa gempa yang dahsyat, dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka Seperti apa azab yang Allah berikan:
Inilah gempa yang berefek azab pada manusia, efek dari gempa kepada alam adalah terbelahnya tanah, pergeseran belahan bumi. Gempa memiliki gaya yang sangat besar, massa dan momentum juga sangat besar, maka bisa membelah tanah dengan kedalaman ribuan meter. Lalu dari situ akan menyebabkan pergeseran lempeng, nah pergeseran itulah yang menyebabkan munculnya tsunami. Bisa kita bayangkan apabila tsunami yang muncul maka akan bertambah fenomena yang ditimbulkan, yang pertama tadi gempa dan kedua adalah tsunami.
Sebelum berangkat dari patahan, patahan tersebut juga menyebabkan bergesernya tanah, jikalau kita lihat dari bawah gunung patahan tersebut dapat mengakibatkan naiknya magma yang berada pada kedalaman ribuan meter dibawah bumi.
(QS. Qaaf : 7)
وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata Setiap yang memiliki gaya akan memiliki stres, jika gayanya besar, maka sebesar itu pula ia harus bisa menangani stres dalam kehidupan. Seperti rol plastik yang kanan dan kirinya diberikan gaya/dorongan pada bagian tengahnya, jika terus menerus didorong maka ia akan mengalami stres. Ini juga sama halnya dengan dorongan yang diberikan oleh pasifik dan timur pada Indonesia maka suka tidak suka Indonesia juga akan mengalami stres, jika terus didorong maka rol plastik akan mengalami retakan-retakan dan ketika diperkuat dorongannya maka ia akan patah, maka patahan/retakan yang terbelah di Indonesia inilah yang menyebabkan magma naik.
Seseorang juga sering kali mengalami stres, stres yang apabila sudah sampai pada keelastisitasannya maka akan terjadi patahan seperti struk, depresi, dan sebagainya. Subhanallah..
Maka dalam 2 ayat ini Allah memberikan isyarat kepada kita pada firmannya,
(QS. Faathir : 27)
لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ ۖ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ ۖ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا فَجَعَلَ مِنْ دُونِ ذَٰلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا
Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat. Bahwa ada potensi-potensi mineral yang kita peroleh setelah timbulnya fenomena alam ini, putih bisa saja platinum, perak, aluminium, merah itu tembaga, dan yang hitam yaitu seperti timah dan lainnya. Dari sanalah Allah berikan kekayaan-kekayaan kepada manusia. Itulah yang kita liat didaerah kupang, cikotok, dan lainnya, dan juga seperti daerah timur-timur yaitu penghasil minyak dan gas bumi yang banyak.
Akan tetapi masih banyak manusia yang mengeluh setiap harinya, padahal Allah telah adil, mereka diberikan kekayaan alam yang melimpah ruah dibanding kekurangan yang mereka rasakan.
Sebenarnya itulah cara Allah memberikan rezeki. Maha Adil Allah atas segala kekuasaannya.
Semua telah Allah atur dan Allah-lah sebaik-baik pemberi, Allah menunjukkan kekuasaannya serta Allah pun menundukkan segala yang dilangit dan dibumi ini untuk manusia.
Fenomena-fenomena alam jangan dilihat sekedar azab atau bencana. Ia dikategorikan azab/bencana apabila ia mengenai kita. Kalau kita bawakan ke kehidupan kita bagaimana cara kita harus berusaha untuk meminimalisirnya apakah dengan bermunajat kepada Allah dan dengan berusaha kepada Allah atau dengan diam saja membiarkan Allah dengan cara-Nya.
Wallahu a’lam bishshawab


Tidak ada komentar:

Posting Komentar