Kamis, 29 Desember 2016

FILOSOFI MELAKUKAN WUDHU


Sebagai umat islam tentunya kita berkewajiban berwudhu sebelum melakukan ibadah-ibadah lain yang hendak kita lakukan. Pernahkah kalian berfikir bagaimana filosofinya? Mari kita bahas...
Berwudhu wajib dilakukan oleh orang yang akan mengerjakan shalat. Berwudhu harus lengkap syarat-syaratnya Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku. Sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai ke dua mata kaki” (QS. Al Maidah:6).   
قال الشيخ الكبير نووى بن عمر الجاوى رضى الله عنه إنّ للوضوء حقيفة ظاهرة و باطنة لاكمال للوضوء لا تمام لها إلا بإقامتها جميعا:
Ada dua hakekat bagi Wudhu` yaitu Hakekat Wudhu` lahir dan hakekat Wudhu` batin. Wudhu seseorang itu tidak akan di anggap sempurna, melainkan menerapkan kedua hakekat itu sekaligus”.
وقال عمر رضى الله عنه أنّ الوضوء الصالح يطرد عنك الشيطان ( نقل فى قامع الطغيان للنووى )
Dan sayyid Umar bin Khatab ra. Bersabda : “ Sesungguhnya Wudhu yang benar itu dapat menolakmu dari gangguan setan.”
Berwudhu wajib dilakukan oleh orang yang akan mengerjakan shalat. Berwudhu harus lengkap syarat-syaratnya, yaitu :
1.    Islam.
2.    Mumaiz (dapat membedakan baik dan buruk).
3.    Tidak berhadas besar.
4.    berwudhu dengan air yang mensucikan dan tidak ada yang menghalangi sampainya air kekulit.
Begitu pula berwudhu harus memenuhi rukun-rukunnya, yaitu:
1.    niat.
2.    Membasuh muka.
3.    Membasuh dua tangan sampai ke siku.
4.    Menyapu sebagian kepala dengan air.
5.    Membasuh dua kaki sampai ke dua mata kaki.
6.    Menertibkan semua rukun wudhu.

Filosofi Yang Terkandung Dalam Wudhu
1.       Membasuh Muka
Kelika membasuh muka (untuk mengerjakan shalat) ada dua hal yang seharusnya diperhatikan :
Pertama, wajah kita akan bersih dari kotoran berupa debu dan lainnya akhirnya perasaan senang dan puas menyertai diri karena wajah telah bersih, dan tidak kalah pentingnya kita merasa sehat. Dokter Ahmad Syauqy Ibrahim peneliti hidung, penyakit dalam, dan penyakit jantung di London mengatakan : “Para pakar sampai kepada kesimpulan: Pencelupan anggota tubuh ke air akan mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan pada syaraf dan otot, menormalkan detak jantung, kecemasan dan insomania (susah tidur) ” (Manfaat Wudhu, Republika, 5/03/07).
Kedua, dari hakikat membasuh wajah, suatu isyarat bahwa diri kita siap berhadapan dengan Yang Maha Kuasa Diakui, anggota tubuh kita yang selalu tampak dan disepakati paling indah adalah wajah. Maka wajah kitayang telah indah dibasuh/disirami air lagi agar lebih indah menghadapi panggilan Allah SWT saat shalat. Maka seyogyanyalah setelah berwudhu kita gembira dan senang melaksanakan shalat bukannya malas dan tidak bersemangat. Pada hakikatnya saat membasuh wajah, kita berharap dosa-dosa yang ditimbulkan oleh wajah diampuni Allah SWT, karena mulut, hidung, mata ada pada wajah yang sering berbuat dosa.
2.      Mebasuh Tangan
Lahiriyahnya kita membersihkan tangan dengan air wudhu dari kotoran.Secara hakikatnya : kita menyadari kedua tangan ini sering berbuat dosa maka saat berwudhu kita seperti diingatkan agar menjaga tangan dari perbuatan dosa. Kita ketahui Allah SWT memberi dua tangan pada manusia, tetapi bahaya yang ditimbulkan oleh tangan itu berbeda bagi setiap orang. Misalnya : mencuri. Tangan juga dapat diartikan kekuasaaan.
3.       Menyapu Sebagian Kepala
Secara lahiriyah, kita menyapu kepala dengan air saat berwudhu, agar kepala dan rambut bersih dari kotoran, sekaligus memberi kesegaran bagi kepala itu sendiri. Di kepala terdapat akal manusia. Akal menjadikan manusia dapat membedakan baik dan buruk, maka secara rohaniah diharapkan agar akal kita terus berupaya memahami urusan akhirat, bukan hanya berpikir untuk dunia semata. Syarif Hadi menyebutkan ada dua makna akal :
 Pertama, akal berarti pemahaman terhadap yang dikehendaki. Fungsinya menjelaskan semua urusan baik berkenaan dengan masalah dunia maupun agama.
Kedua, berarti pandangan mata bathin dan pengetahuan terhadap mana yang manfaat dan tidak untuk dunia maupun akhirat (Syarif Hadi, Memaksimalkan Akal, Republika, 16/02/07).
4.      Membasuh Kaki
Sama halnya dengan membasuh tangan, membasuh kaki juga berfungsi membersihkan kaki dan kotoran, berupa debu, bakteri, dan lainnya yang merusak kulit. Dari sisi maknawinya kaki diibaratkan alat transportasi tubuh, ia dapat melangkah ke mana-mana, ke tempat yang baik dan buruk. Saat membasuh kaki ketika berwudhu, kita diingatkan kembali agar melangkahkan kaki ketempat yang baik saja Contohnya seperti ke tempat shalat yang sebentar lagi dilakukan saat selesai wudhu. Maka jika kita telah sempurna syarat dan rukun wudhu, ditambah dengan melakukan sunat-sunat wudhu seperti membaca basmalah saat berwudhu, berkumur-kumur, memasukkan air kehidung, menyapu kedua telinga, menyilangi anak jari tangan serta kaki, dan menyapu seluruh kepala, maka dosa kita insya Allah akan diampuni Allah SWT.
Jadi, filosofi wudhu’ adalah filosofi mensucikan hati dan pengendalian diri secara kejiwaan. Kesucian hati dan pengendalian diri itu akan semakin sempurna, ketika seseorang dapat menata hatinya untuk berserah diri penuh keikhlasan, kerana Allah semata.
Maka dari itu   kita sebagai     umat  Islam yang secara spesifik adalah hamba Allah tak lepas dari berbagai persoalan yang mendasari kita wajib beribadah kepadaNya, harus mampu memaknai setiap hal yang berhubungan dengan ibadah dan syari’at  yang telah diperintahkan kepada kita sesuai dengan tempatnya. Seperti dalam ibadah wudu’ yang tidak hanya tertera dalam Alquran dan hadis, dibalik semua itu ada rahasia yang terkadang kita tidak menyadarinya, sehingga ibadah pun terasa hanya sebagai kewajiban belaka tanpa ada pemaknaan dibalik ibadah tersebut. Sahnya wudu’ bukan hanya cukup pada gerakan-gerakannya, menurut saya sahnya wudu’ sangat intens dipengaruhi oleh niat ikhlas kita menjalankannya. Karena sangat sulit bagi kita orang awam untuk dapat selalu ikhlas dalam menjalankan semua Syari’atNya.

SUMBER/REFERENSI:

Imam Nawawi Terjemahan Riyadhus Shalihin Cetakan ke IV halaman 33.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar