KERETA
PENDIDIKAN, ada apa dengan kereta pendidikan? hal tervital ini yang erat
kaitannya dengan kurikulum, kurikulum merupakan satu kata yang penuh makna.
Topik terhangat yang dibicarakan dimana-mana ini, memang perlu mendapat
perhatian yang intensif, karena kurikulum merupakan salah satu komponen yang
memiliki peran penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan
hanya dirumuskan tentang tujuan pendidikan yang harus dicapai sehingga
memperjelas arah pendidikan. Oleh karena itu kurikulum di anggap sebagai rel
dari pendidikan.
Kurikulum
dianalogikan sebagai “rel” itu berarti merupakan suatu hal yang sangat vital,
bayangkan jika sebuah kereta berada di jalur rel yang salah tentu akan
mengakibatkan suatu hal yang fatal, demikian pula dengan kurikulum, jika
kurikulum yang digunakan pada pendidikan bangsa ini tidak tepat tentu akan
mengakibatkan hal yang fatal pula, arah perkembangan pendidikan menjadi semakin
tidak terarah. Sudah dapat dibanyangkan jika pendidikan tidak terarah lagi
perkembangannya, tentu yang menjadi imbas dari peristiwa tersebut adalah masa
depan bangsa, bagaimana tidak pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh
dalam segala aspek bangsa ini. Jika kurikulum dianggap sebuah rel dalam pendidikan,
Lalu siapa yang menjalankan gerbongnya agar tetap berada pada relnya?
Jawabannya adalah tenaga pendidik atau guru, mengapa saya beranggapan demikian?
Karena dapat dianalogikan apabila kurikulum dianggap sebuah rel, tentu ada
gerbong dan orang yang menjalankan gerbong tersebut agar tetap sesuai dengan
jalurnya atau tetap berada pada rel yang benar, dalam hal ini guru sangat
berperan dalam implementasi dari sebuah kurikulum, sehingga guru bisa kita
anggap sebagai orang yang sangat berperan penting agar arah pendidikan bangsa
ini tetap berada pada jalur yang benar, yaitu sesuai dengan tujuan apa yang
hendak dicapai dari sebuah pendidikan.
Dalam
menyukseskan Implementasi kurikulum 2013 ini, berbagai aspek tentunya ikut
berperan didalamnya, salah satunya adalah guru atau tenaga pendidik yang
dianggap orang yang menjalankan gerbong agar tetap berada pada relnya seperti
yang saya analogikan diatas. Guru memiliki peran penting dalam menyukseskan
implementasi kurikulum 2013 agar alur pendidikan tetap berjalan pada “rel”nya.
Dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 guru di tuntut untuk memiliki
kemampuan yang ekstra dan bekerja dengan hati agar dalam pelaksanaannya guru
dapat meminimalisir segala kendala yang mungkin terjadi.
Dalam
buku “Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013” karangan (Mulyasa, 2015), ada
beberapa point yang dapat dilakukan guru guna menyukseskan implementasi
kurikulum 2013 yaitu: memahami dan merealisasikan undang-undang; memahami dan
merelisasikan standar nasioanal; memahami dan merealisasikan tugas pokok dan
fungsi (tupoksi); tugas pokok dan fungsi
(tupoksi) menuntut kompetensi; dan menguasai keterampilan dasar mengajar
Berdasarkan pemaparan diatas, peran guru dalam
menyukseskan implementasi kurikulum 2013 memang sangat penting, apabila guru
dan calon guru dapat memahami point-point yang saya paparkan di atas sudah
barang tentu mereka ikut berpartisipasi langsung dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013, dan siap menjalankan gerbong pendidikan agar tetap berjalan
pada “rel” yang benar. Sehingga tujuan pendidikan nasional dapat terwujud, dan
bangsa ini akan siap menghadapi segala kemungkinan masa depan yang masih
menjadi teka-teki, dengan bekal pendidikan
yang mumpuni yaitu pendidikan yang berkarakter.
Guru seharusnya memiliki sesautu yang berbeda,
berinovasi kearah yang lebih modern, coba bayangkan dari tahun ke tahun apakah
pendidikan bangsa ini semakin baik? atau sebaliknya, mungkin salah satu faktor
yang membuat tidak ada perubahan yang signifikan pada pendidikan bangsa ini
adalah tenaga pendidiknya, mari kita berinovasi agar menjadi guru yang berbeda,
tingkatkan kemampuan pengetahuan IPTEKS kita serta tingkatkan kualitas
kepribadian kita sebagai guru atau calon guru, bila perlu rubah anggapan
tentang guru yang formal, dan proseduralisme yang disegani menjadi sosok yang
santai, humoris, style cool, dan bersahabat dengan anak didiknya sehingga guru
tidak lagi baku seperti halnya yang ada sekarang ini. Jadilah guru yang
bermakna dan berbeda, agar selalu diingat sepanjang masa.
DAFTAR PUSTAKA
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam
Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia
Mulyasa. 2015. Guru
dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar