Kamis, 01 Desember 2016

MENJALANKAN KERETA PENDIDIKAN


KERETA PENDIDIKAN, ada apa dengan kereta pendidikan? hal tervital ini yang erat kaitannya dengan kurikulum, kurikulum merupakan satu kata yang penuh makna. Topik terhangat yang dibicarakan dimana-mana ini, memang perlu mendapat perhatian yang intensif, karena kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan pendidikan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan. Oleh karena itu kurikulum di anggap sebagai rel dari pendidikan.
Kurikulum dianalogikan sebagai “rel” itu berarti merupakan suatu hal yang sangat vital, bayangkan jika sebuah kereta berada di jalur rel yang salah tentu akan mengakibatkan suatu hal yang fatal, demikian pula dengan kurikulum, jika kurikulum yang digunakan pada pendidikan bangsa ini tidak tepat tentu akan mengakibatkan hal yang fatal pula, arah perkembangan pendidikan menjadi semakin tidak terarah. Sudah dapat dibanyangkan jika pendidikan tidak terarah lagi perkembangannya, tentu yang menjadi imbas dari peristiwa tersebut adalah masa depan bangsa, bagaimana tidak pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam segala aspek bangsa ini. Jika kurikulum dianggap sebuah rel dalam pendidikan, Lalu siapa yang menjalankan gerbongnya agar tetap berada pada relnya? Jawabannya adalah tenaga pendidik atau guru, mengapa saya beranggapan demikian? Karena dapat dianalogikan apabila kurikulum dianggap sebuah rel, tentu ada gerbong dan orang yang menjalankan gerbong tersebut agar tetap sesuai dengan jalurnya atau tetap berada pada rel yang benar, dalam hal ini guru sangat berperan dalam implementasi dari sebuah kurikulum, sehingga guru bisa kita anggap sebagai orang yang sangat berperan penting agar arah pendidikan bangsa ini tetap berada pada jalur yang benar, yaitu sesuai dengan tujuan apa yang hendak dicapai dari sebuah pendidikan.
Dalam menyukseskan Implementasi kurikulum 2013 ini, berbagai aspek tentunya ikut berperan didalamnya, salah satunya adalah guru atau tenaga pendidik yang dianggap orang yang menjalankan gerbong agar tetap berada pada relnya seperti yang saya analogikan diatas. Guru memiliki peran penting dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 agar alur pendidikan tetap berjalan pada “rel”nya. Dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 guru di tuntut untuk memiliki kemampuan yang ekstra dan bekerja dengan hati agar dalam pelaksanaannya guru dapat meminimalisir segala kendala yang mungkin terjadi.
Dalam buku “Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013” karangan (Mulyasa, 2015), ada beberapa point yang dapat dilakukan guru guna menyukseskan implementasi kurikulum 2013 yaitu: memahami dan merealisasikan undang-undang; memahami dan merelisasikan standar nasioanal; memahami dan merealisasikan tugas pokok dan fungsi (tupoksi); tugas pokok dan fungsi  (tupoksi) menuntut kompetensi; dan menguasai keterampilan dasar mengajar
Berdasarkan pemaparan diatas, peran guru dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 memang sangat penting, apabila guru dan calon guru dapat memahami point-point yang saya paparkan di atas sudah barang tentu mereka ikut berpartisipasi langsung dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, dan siap menjalankan gerbong pendidikan agar tetap berjalan pada “rel” yang benar. Sehingga tujuan pendidikan nasional dapat terwujud, dan bangsa ini akan siap menghadapi segala kemungkinan masa depan yang masih menjadi teka-teki, dengan bekal pendidikan  yang mumpuni yaitu pendidikan yang berkarakter.
Guru seharusnya memiliki sesautu yang berbeda, berinovasi kearah yang lebih modern, coba bayangkan dari tahun ke tahun apakah pendidikan bangsa ini semakin baik? atau sebaliknya, mungkin salah satu faktor yang membuat tidak ada perubahan yang signifikan pada pendidikan bangsa ini adalah tenaga pendidiknya, mari kita berinovasi agar menjadi guru yang berbeda, tingkatkan kemampuan pengetahuan IPTEKS kita serta tingkatkan kualitas kepribadian kita sebagai guru atau calon guru, bila perlu rubah anggapan tentang guru yang formal, dan proseduralisme yang disegani menjadi sosok yang santai, humoris, style cool, dan bersahabat dengan anak didiknya sehingga guru tidak lagi baku seperti halnya yang ada sekarang ini. Jadilah guru yang bermakna dan berbeda, agar selalu diingat sepanjang masa.

DAFTAR PUSTAKA
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia
Mulyasa. 2015. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar